Selasa, 29 Juni 2010

Pancaran hati: Kristiane Backer

Di tengah kepenatan mikirin isi paper
klik dunia islam di republika, dan nama Kristiane Backer keluar.

Kristiane Backer adalah one of the first leading MTV presenter pada era 90s,
dan pekerjaannya ini pula beliau mendapat kesempatan banyak bertemu orang dan keliling dunia, hingga subhanallah Hidayah Nur Allah hinggap di hatinya.
Tahun 1995 menjadi muslim, dan sejak saat itu turut menjembatani kebenaran islam pada dunia barat.
 
Tahun 2009 lalu, dia merelease bukunya dalam bahasa Jerman
"From MTV to Mecca", yang sedang dalam proses penerjemahan Bahasa ke Bahasa Inggris, Turki, dan beberapa bahasa lainnya.

Entah mengapa, baca kisah hidupnya di "my story" of her blog mengingatkanku juga pada kebaikan orang-orang jepang disini, yang sering diangkat oleh teman2 di sini di berbagai milis. Sesungguhnya, kebaikan ini juga yang aku rasa saat berinteraksi dengan Teteh-Teteh di DKM SMA-3 dan Keputrian Salman. Teteh-teteh yang menerapkannya dari hati inilah yang banyak menggerakan hatiku.  

Walau mungkin banyak kejadian yang tidak mengenakkan di tanah air
semestinyalah kita yang memancarkan keindahan dari hati ini.
 
Another link of Islamic beauty written by the western:
http://www.qantara.de/webcom/show_article.php/_c-478/_nr-1029/i.html
dari dalai lama:
http://www.dalailama.com/news/post/540-many-faiths-one-truth

Marilah kita lebih mengangkat keindahan! 
 
 

Video Meidaisai




Tanggal 5-6 berlangsung kegiatan Meidaisai di kampus Universitas Nagoya. Lba kami membuka pameran pada hari sabtu-minggu tanggal 5-6 Juni 2010.

Sekilas laporan cerita versi anak-anak SD Bhinneka ditulis di:
http://sekolahbhinneka.wordpress.com/

Hari ini, Pak Yamaoka Koshun, ketua research group kami, memberitahuku tentang video Meidaisai yang beliau buat. Sentuhan video-nya bagus juga! Berbakat euy Sensei favoritku ini :)

Selamat menikmati
名大祭2010 - 中.m4v

SIM international

tentang peraturan SIM international yang berlaku di jepang, ternyata berdasarkan negar2 yang menandatangani peraturan geneva

http://www.keishicho.metro.tokyo.jp/foreign/traffic/geneva.htm

online score at google search

Online score yang dimaksud ini bukan di site resmi piala dunia, maupun di rubrik world cup. Ketik world cup di google aja, ternyata langsung keluar online score!!

Baru tau, soalnya ga terlalu rajin ngikut live nya piala dunia. Hanya saja karena malam ini Jepang bertanding *dan andalanku France dah pulang kandang* jadinya penasaran juga nih!

baru ketik "world cup" di google, langsung keluar:

2010 FIFA World Cup™: Round of 16

 - Add to iGoogle
Paraguay0:0Japan-Live update (56')
Brazil3:0Chile-Highlights
Netherlands2:1Slovakia-Highlights
Upcoming matches:
Spainvs.Portugal-29 Jun 2:30pm (ET) on ESPN
FIFA.com - Schedule - Standings - United States Overview


 
 makin canggih aja, dan makin tau kebutuhan informasi cepat dari para pengguna internet ^o^

Senin, 28 Juni 2010

Puasa lagi ..

Ngga terasa 1.5 bulan masuk bulan suci Ramadhan

dannnn... belum tamat qada puasa
*siapa suruh nunda-nunda terus!!

Udah lama ga puasa, hari ini puasa, pas bangun jam stg 3, langsung deh saur.
dannnn.. yah kerasa puasanya hehe.. masih 2 jam lagi
dan masih banyak yang harus dibayar.

Ayo! jangan leyo teruss..
This will be my first Ramadhan in Summer time

Bismillahirohmanirohiim..

Minggu, 27 Juni 2010

10 (dari sekian) to live happy

10 yang sudah tertulis rapih, dari Bu Ning di milis A-GD, dari milis tetangga lainnya :)
To remind me  
 
1. Lepaskanlah Rasa Kuatir & Ketakutan.
Ketakutan & kekuatiran hanyalah imajinasi pikiran akan suatu kejadian di masa depan yg blum tentu terjadi,
kebanyakan hal-hal yg Anda kuatirkan & takutkan tak pernah terjadi !
It's all only in your mind.

2. Buanglah Dendam.
Dendam & Amarah yg disimpan hanya akan menyedot energi diri Anda & hanya mendatangkan KELELAHAN JIWA, BUANGLAH !!

3. Berhentilah Mengeluh.
Mengeluh berarti selalu tak menerima apa yg Ada saat ini, secara tak sadar Anda membawa-bawa beban negatif.

4. Bila Ada Masalah, Selesaikan Satu Persatu.
Hanya inilah cara menangani setiap persoalan satu demi satu.

5. Tidurlah Dgn Nyenyak.
Smua masalah tak perlu dibawa tidur.
Hal tersebut buruk & tak sehat, biasakanlah tidur dgn nyaman.

6. Jauhi Urusan Orang Lain.
Biarkan masalah orang lain menjadi urusan mereka sendiri. Mereka memiliki cara sendiri u/ menangani setiap masalahnya.

7. Hiduplah Pada Saat ini, Bukan Masa Lalu.
Nikmati masa lalu sebagai kenangan,
Jangan tergantung padanya.
Konsentrasilah hidupmu pada kejadian saat ini,
karna apa yg Anda miliki adalah saat ini, bukan kemarin, bukan besok.
"Be totally present"

8. Jadilah Pendengar Yg Baik.
Saat menjadi pendengar,
Anda belajar & mendapatkan ide-ide baru berbeda dari org lain.

9.Berpikirlah Positif.
Rasa frustasi datang dari pikiran negatif.
Kembalilah berpikir positif. Bertemanlah dgn orang2x yg berpikiran positif & terlibatlah dgn kegiatan2x positif.

10. Bersyukurlah.
Bersyukurlah atas hal-hal kecil yg akan membawa Anda pada hal-hal besar.
Sekecil apapun karunia yg Anda terima,
akan menghasilkan hal-hal besar & slalu membawa Anda kpd Kebahagiaan saat Anda bersyukur.

Selasa, 22 Juni 2010

Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2010

Another googdnews dari anak bangsa:
Selamat!!!
Selamat bukan hanya untuk tim ITB, tapi Selamat untuk ke-56 tim yang telah ikut berpartisipasi. kalau 1 tim terdiri dari 3 orang, dikali 56 orang, artinya setidaknya ada 168 putra putri bangsa yang memikirkan bagaimana membuat robot yang bermanfaat, belum lagi para dosen pembimbing, dan tim yang turut mendukung.

Otsukaresamaaa... and semoga terus berkarya    

Tim Robotika ITB Meraih Juara Pertama Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2010

vernida
Selasa, 22 - Juni - 2010, 19:20:28

Tim ASA ITBBANDUNG, itb.ac.id - Tim ASA Institut Teknologi Bandung meraih juara pertama dalam Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2010 untuk kategori robot berkaki.Kompetisi bergengsi ini diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Sabtu dan Minggu (19-20/06/10). Tim ASA terdiri dari Syawaludin Rachmatullah, Samratul Fuady dan Ashlih Dameitry yang ketiganya merupakan mahasiswa Teknik Elektro.KRCI 2010 sendiri diikuti oleh 56 tim dari seluruh Indonesia.

Full Tim ASA ITBPenilaian untuk KRCI 2010 kali ini adalah kecepatan robot dalam memadamkan api yang berada di suatu titik di lintasan. Robot berkaki yang dibuat oleh tim ASA menjadi robot yang paling cepat dalam memadamkan api, dibutuhkan waktu 9 detik untuk memadamkan api yang berada di sebuah sumber api. Bahkan menurut Dody Suhendra sebagai manajer tim, juara kedua dari kategori robot berkaki hanya mencapai waktu 22 detik untuk memadamkan api.

Kontes Robot ini terdiri dari Kontes Robot Indonesia (KRI), Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) dan Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI). KRCI sendiri dibagi lagi ke dalam kategori robot beroda, berkaki dan battle. Setiap robot di setiap kategori memiliki fungsi yang berbeda-beda. KRI mengharuskan sebuah robot yang bertema "Bersama Membangun Candi Prambanan". Kemudian untuk KRCI beroda dan berkaki mewajibkan robot yang bisa memadamkan api, sedangkan robot dalam KRCI battle memiliki fungsi sebagai penangkap bola. Terakhir adalah KRSI yang mengharuskan membuat robot penari pendet. 

Perjalanan Hingga Menjadi Juara

"Kami menyeleksi para tim terlebih dahulu dari rancangan proposal yang diajukan kepada Unit Robotika ITB, setelah itu baru kami mengajukan kepada DIKTI untuk pengujian proposal dan monitoring." tegas Dody Suhendra saat ditemui oleh Kantor Berita pada Selasa (22/06/10). Dody juga menuturkan bahwa tim KRSI ITB gagal dalam monitoring DIKTI sehingga tidak bisa melanjutkan ke final regional. 

Dalam final Regional tim robotika ITB lolos mewakili regional 2 yang terdiri dari Jawa Barat, Banten dan Jakarta untuk tiga kategori. Ketiga kategori tersebut adalah KRI, KRCI berkaki dan KRCI battle. Sukses di final regional menjadi semangat bagi tim Robotika untuk menorehkan prestasi di tingkat nasional. Berkat ketekunan dan dukungan dari seluruh pihak, tim ASA yang bertanding dalam KRCI berkaki meraih juara pertama. 

Tetap Berkarya dalam Keterbatasan 

"Robot yang kami ciptakan 100% karya mahasiswa, dengan waktu yang relatif singkat dan segala keterbatasan kami dapat menciptakan robot ini." ujar Ashlih Dameitry. Bersama anggota tim yang lain ia membuat robot tersebut dalam kisaran waktu tiga hingga empat bulan, padahal kisaran waktu normal untuk membuat sebuah robot adalah enam hingga delapan bulan. Selain itu dalam rentang waktu tersebut dibuatlah 10 buah robot.

Keterbatasan tidak menjadi penghalang bagi tim Robotika ITB. Meski sempat kesulitan dalam dana dan tempat, mereka tetap berkarya dalam pembuatan robot tersebut. "Dana untuk pembuatan kesepuluh robot ini kami dapat dari Ikatan Alumni Elektro '75, '79, dan '80, dari fakultas baik itu Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) maupun Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD), PLN, Telkom, LPKM dan DIKTI." tambah Dody. 

Untuk masalah ruangan, beberapa alternatif ruang kosong dimanfaatkan tim robotika ITB seperti di tunnel yang dijadikan ruangan untuk tim robot KRI dan salah satu laboratorium elektro untuk menjadi bengkel bagi tim robotika. Tim Robotika ITB berhasil membuktikan bahwa berkarya dalam keterbatasan tidak menyurutkan semangat dalam berprestasi.

Kujira Matsuri

Hari Sabtu, 19 Juni 2010, ada Kujira Matsuri, yaitu festival kelas Kujira yang diadakan oleh guru dan orang tua. Kelas Kujira adalah gabungan kelas nenchu dan nencho yang selevel dengan TK A dan TK B di Indonesia. Ini adalah Kujira Matsuri ke-2 bagi kami. *Yang tahun lalu ternyata ga dicatat :p *
 
Semua stand sama dengan tahun kemarin, yang dipegang masing-masing orang tua. Semua rasanya kebagian peran.

ada superball, permainan mengambil bola.


 Ada Kujira Tsuri, yaitu mancing ikan paus. Caranya, ikan paus dibuat dari kertas, kemudian dipasing klik di masing-masing gambar. Di ujung setiap pancingan, ada magnet, magnet ini harus di kenakan ke klip, agar menempel, kemudian dipancing deh ikan pausnya! di balik setiap ikan paus, tertera nomor box pengambilan hadiah.

 Aneka Stand makanan, yang gratis, anak yang sudah mengambil ditandai dengan stiker.

 Kobito Yashiki. Ini nih yang baru sejak tahun kemarin, dan yang paling heboh ^o^
tadinya mau buat Obake Yashiki, yaitu rumah hantu, menggantikan stand bowling tahun sebelumnya. Wah, kalau rumah hantu kan rahma ngebayangin Zahra ketakutan kali, ternyata beberapa Ibu yang lain juga punya feeling yang sama. Trus secara refleks rahma bilang kita bikin Obake Yashiki dengan karakter yang kawai aja! jadilah aku tergabung ke grup ini.
Orang tua kelasnya Zahra ini emang pada kreatif-kreatif banget, dan mau sibuk. dan entah gimana ceritanya, lahir lah ide Kobito Yashiki. Kobito ada kurcaci, tokoh mungil yang diambil dari alam, bisa dilihat di link ini.

Kobito Yashiki dibuat di salah kelas Zou gumi, atau kelas 2 tahun, kelasnya Akira sekarang. Di dalamnya kami hias dengan tema yang sedikit berbeda dengan tahun kamerin. Kalau tahun kemarin lebih gelap, dengan blok pemisah dari dus dan kain hitam, tahun ini dibuat lebih suasana hutan, dengan dus dan karton hijau. 

Pintu masuk dibuat pendek, dan ditaro semacam box seukuran box bayi, yang mana jalan masuknya harus masuk box ini, jadi harus merangkak dulu. Di taro lampu kerlap-kerlip di sekitarnya. Di dinding-dinding dus dan karton hijau ini dibuat pepohonan dari dus, lengkap dengan dedaunana. Kita bikin daun banyaaakkk banget, dengan aneka ukuran, di tempel di dinding-dinding dan sebagian disebar di lantai. juga ada aneka serangga, seperti kepik, siput, kecebong, dan sebagainya, yang biasa ditemui di hutan. Lampu ruangan ditutup kertas bening warna hijau tua, sehingga warna ruangan menjadi kehijauan. Seru deh! Akira ikut bantu nempel-nempel juga ^o^
kalau Zahra sih, pas persiapan Kobito yashiki ini, anak-anak Kujira Gumi pada masak di kelas. jadi surprise--! 

Detail tahun kemarin agak lupa :D yang jelas lebih kaya rumah hantu, tapi di dalamnya ada Kobito-Kobito sekitar 5-6 orang. dann di pintu keluar ada Kobito Ayah, yang stand by ngucapin "otsukaresama" "ganbatta ne" (selamat! hebat ya!) sambil ngasih hadiah berupa gantungan kunci kobito yang dibuat oleh Mamahnya Yuki Maru Kun. Tahun kemarin, ayahnya Zahra jadi Kobito Kusamadaraoo クサマダラオオコビト (gambar kanan)

Sedangkan tahun ini, karena ayah ke aceh, jadinya aku deh yang jadi kobitonya! Karena akan bersama Akira, jadi Aku mejeng di pintu masuk Kobito Yashiki, untuk ngajak anak-anak masuk ke dalam, nempel stiker di kartu stiker, dan ngontrol waktu. Masuknya per 2 anak, dan disela 1 menitan, biar ada jeda untuk para kobito di dalam. Ada sekitar 5-6 Kobito di dalamnya. Aku menjadi   リトルハナガシラ Kobito Little-hana-gashira (gambar kiri).



 


















Tokoh utama kali ini adalah イヤシミドリバネ  Kobito Iyashimodoribane. Tokoh ini dibuat 3 berderet, dan diterbangkan di atas ruangan, dengan alur diagonal. Wah Zahra seneng banget bisa nemu Iyashimidoribane terbang! "Iyashimodoribane miiitsuke!!"  

Anak-anak yang masuk biasanya terbagi 2 kategori: yang ketagihan dan yang nangis hehe.. *untungnya yang ketagihan lebih banyak :p yang nangis dan ga mau lagi ya anak2 seusia akira :D

Buat yang ketagihan, harus bersabar dulu memprioritaskan anak-anak yang belum masuk.
Dan untuk ronde pertama ini, cukup ketat jangka waktu dan jumlah anak yang masuk. Begitu semua kebagian, jadi lebih free :D bebas masuukkk.. hehe.. wah, jadi seru banget. Guru dan orang tua juga pada masuk. Termasuk 2 obachan ^o^

Zahra masuk 4 kali ke dalam. Akira juga sempat masuk, sama enin dan Zahra, tapi ketakutan sama "ulah" para kobito hehe. Jadinya keluar2 nangis deh langsung nyamperin mamahnya. tapi seneng banget waktu dikasih hadiah gantungan handuk yang bisa dipakai di kelas, dengan gambar kobito-nya mamah dan nama Akira tertera ^o^
Trus gimana kostumnya? ya bikin sendiri  plus ortu juga bikin serangga2 di dalam, dan dedaunan. Rahma kayanya kebagian yang paling mudah: bikin kecebong 15 buah. Kemudian dedauan yang super banyak dibuat di tempat bareng-bareng, jadi cepet. gunting, digambar batang daunnya, dan dilecekin biar terlihat lebih alami.

Cukup singkat waktu permainannya, 1 jam saja.
itu termasuk mendatangi stand-stand lainnya. 

Secara ringkas, ini jadwalnya:
jam 4-6 -- anak-anak Kujira Gumi masak di kelas, sementara itu, orang tua siap2.  
               Untuk Kobito Yashiki persiapan dimulai jam 2. dan jam stg 6 mulai ganti kostum dan make up.
Jam 6, anak-anak kujira gumi nyanyi dan nari "rokushoran"
kemudian mulai deh, sampe jam 7.15 (kira2). 
Ini awalnya Akira nempel terus sama Mamahnya, trus akhirnya mau deh sama enin, keliling stand. Akira paling seneng keliatannya Superball dan makan Mochi 

Jam stg 8 mulai makan malam: menu Kare bikinan anak-anak, onigiri, dan jus Ume, yang dipersiapkan anak-anak sejak satu bulan sebelumnya. Enak banget!
jam 8-an, beres-beres deh. ini khas di Jepang ya. Tertata waktunya, dan pasti beres-beres hingga kembali ke keadaan semula sebelum pulang.

Otsukaresamaaa--

ps. semua foto dari Mr Google.

-Nur setiap insan-

Lagi iseng buka-buka kabar di situs ITB, ada kabar menarik tentang mahasiswa berprestasi ITB 2010. Ya, setiap tahun selalu ada pemilihan mahasiswa terbaik ITB, dan setiap individu ini selalu menarik! berita lengkapnya bisa dibaca disini.

Kali ini best student berasal dari FTTM (Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan) bernama Gilang Fardanea. 
Kalimat-kalimat yang diucapkannya pada situs itb ini bagus dan menyentuh.

Yang paling kusuka:
 "Saya percaya tiap orang punya caranya sendiri-sendiri untuk bersinar," 

Yap.. kayanya kalimat ini merangkum kegalauan yang sedikit aku rasakan sejak pagi ini.
Membaca blog Mba Murni berjudul "Andai dunia adalah sekolah",
membaca tulisannya Alexander Supelli di kompas, yang didiskusikan di milis IA-ITB, berjudul "Hilangnya sebuah generasi
Dan membaca lalu lintas politik serta berita aneh yang selalu jadi headline beberapa waktu terakhir ini tentang Ariel (aduhh! meuni ga ada berita lebih bagus apa), at least selalu ada orang-orang yang berpikir jernih, yang menginginkan kemajuan. Orang-orang yang bisa bersinar dari hatinya. 

Dann.. semua orang bisa bersinar. 
Mengingat sinar dan cahaya, selalu membuatku teringat akan doa Papah yang terukir di namaku.

Semoga, sinar dari orang-orang yang bersinar ini, mampu bersatu, bersinergi.
Semoga sinar-sinar ini suatu saat mampunya mengalahkan kehausan akan kekuasaan dan materi, menyinarkan sinar rakyat yang sesungguhnya!

Demi bangsa dan almamater
serta agama tentunya 

Selamat mengemban amanah baru ini Pak Djoko! http://www.itb.ac.id/news/2866.xhtml -teriring doa-

Minggu, 20 Juni 2010

Kondankai kelas Zahra, 17 Juni 2010

Kamis malam kemarin, kondankai (pertemuan orang tua dengan guru) yang ke-tiga sejak bulan april, Kondankai pertama, waktu zahra baru naik kelas menjadi nencho (setara TK-B), sekalian general meeting di hoikuen. Penjelasan umum tentang perkembangan anak 5 tahun dan penjelasan kegiatan kelas dan sekolah selama 1 tahun.

Kondankai kedua, bulan Mei, bersama nenchu (setara TK-A), laporan perkembangan 1 bulan terakhir, dan rapat mengenai kegiatan Kujira Matsuri, yaitu semacam festival kelasal 19 Juni 2010, tangg. Nama kelas nencho dan nenchu adalah Kujira (Ikan Paus).

Kondankai ketiga, bulan Juni, hanya nencho saja. membahas perkembangan anak-anak 1 bulan terakhir, dan diskusi tentang Summer Camp, 17-18 Juli 2010 

Min 30-H udah ada jadwal detailnya untuk Camp nanti, mungkin karena camp ini juga setiap tahun ya.. jadi guru2 sudah terbiasa, dan selalu ada evaluasi dari tahun2 sebelumny. Kebetulan di kelas zahra juga setengah muridnya punya Kakak yang dulu bersekolah di sini juga, jadinya banyak masukan dari orang tua juga. 

Camp Irinaka Hoikuen ini didirikan beberapa puluh tahun yang lalu di kawasan pegunung Tsukude, Aichi, oleh biaya dan tenaga para orang tua murid. Mereka membangun rumah kayu, lengkap dengan ofuro (bath) dan dapur serta meja makan panjang. Tahun 2009 kemarin, beberapa orang tua membangun toilet baru yang modern di dalam bangunan berkayu.
Salut deh untuk para ortu!

Semoga lancar nanti camp nya, dann semoga cuaca cerah!!


Selasa, 15 Juni 2010

プール びらき

Selasa 15 Juni、 プールびらきatau pembukaan Pool di sekolah anak-anak. Horeee--!!
paling semangat deh kl udah Pool di sekolah ^o^

Poolnya sih engga besar, sekitar 5x5 meter, tinggi kurang dari 1 meter, 
cukup untuk anak bisa berdiri, dan cukup untuk bisa membuat anak mengapung dan maju berenang, serta cukup untuk 15 anak di dalamnya.
dan yang jelas-- cukup untuk bisa mebuat anak2 seneng bangettt main-mainnya!! ^o^

Alkisah kemarin
Hari pertama, biasa masih harus adaptasi dulu (baca: orang tuanya)
Untuk Pool itu, setiap pagi ada lembar yang harus diisi orang tua, apakah anak bisa Pool atau engga.
Kolom isiannya:
sarapan, buang air besar, tidur, suhu badan, batuk, pilek, kondisi kulit, kondisi telanga, lain2,
dan kesimpulang bisa atau engga bisa Pool,
yang ditandai dengan tanda Maru (lingkaran) untuk OK , dan tanda Batsu (silang) untuk TIDAK.

Pulang sekolah..

M: "Teteh tadi gimana poolnya?"
Z: "Teteh ngga pool sama temen-temen, soalnya ngga ada Maru atau Batsu-nya"
M: "Eh?"  

Baru deh ngeh!! aduhhhh!
Ceritanya, kemarin rahma yang nganter Akira, dan Mas Endra yang nganter Zahra
dan Rahma lupa ngga ngasih tau Mas Endra soal lembaran ini
(padahal sih udah default dari tahun-tahun kemarin, heu heu,, pembelaan diri)
Rahma juga kupa ga cek lagi ke kelas nya Zahra.
Wah, alhasil, gurunya cari jalan aman deh, Zahra di kolam kecil sendiri
yang diletakkan di sebelah kolam besar.

Z: " Tapi tanoshi ko, soalnya Teteh bisa main air sih"  *tanoshi = seneng

aduhh anak sholehnya Mamah!

Pagi ini..
Z: " Mamah! Maru-nya udah???"

Senin, 14 Juni 2010

Citation, Paper, Cites per paper

Malam ini, entah dari mana awal pembicaraan teman-teman di lab
yang membuat semua terkejut
kontan aku menengok dengan "what`s up" face.

Ozawa-san, teman lab pun bercerita,
"Sagiya Sensei masuk top 20 earthquake scientist di dunia!"
"Beliau juga baru tau minggu lalu, .."

Kebetulan hari jumat kemarin,
seorang senpai alumni master dan phd dari lab kami yang kini menjadi dosen di Tohoku University, Ohta-san, datang kemari, diskusi kerjasama dengan Sagiya Sensei, dan juga presentasi risetnya sekarang.
Sore hari, Ohta san pun bercerita kalau 2 profesor dari Universitasnya masuk ke 20 Top earthquake scientist di dunia.
Mereka pun googling, masuk ke page tersebut,
situs Science watch namanya;
http://sciencewatch.com/ana/st/earthquakes2/authors/

Scrolling ke bawah,
Ohta San pun kaget!
"Ada nama Sagiya Sensei juga!"
"E--?" Sagiya Sensei pun kaget, karena tidak mengetahui hal ini.

Ya, Sensei kami berdua.
Ranking 13 di kategori Cites per paper
dari 22 papernya, di-citate oleh 565 paper!
Wow!

Citation ini dihitung dalam periode 10 tahun terakhir,
sejak tahun 2000.

Di Jepang memang beliau top earth science,
utamanya di crustal deformation.
Ternyata begitu juga di dunia,
diindikasi dari citationnya pula!
which mean, penelitiannya memang terpakai banget sama orang2.

Selain Sagiya Sensei,
yang langsung terlihat juga oleh kami adalah nama Kanamori Sensei
dengan 1300 citation lebih
dan cites per paper yang juga tinggi.
Kanamori Sensei memang TOP abiss..
Beliau juga menjadi TOP seismologist di US,
one of father of seismology in the world..

Namanya juga ternyata muncul di wikipedia..

Hiroo Kanamori (金森 博雄 Kanamori Hiroo; October 17, 1936—) is a Japanese-born seismologist who has made fundamental contributions to understanding the physics of earthquakes and the tectonic processes that cause them.

He was born in Tokyo and attended the University of Tokyo where he earned his Ph.D. in 1964. He has been on the faculty at the California Institute of Technology (Caltech) for the majority of his career, and was the Director of the Seismological Laboratory there at one time. He has worked with Dr. Charles Richter, who developed the widely used earthquake magnitude scale, and Kanamori's tenure at Caltech has provided for many widely accepted theories in modern seismology. Kanamori is regarded as one of the scientists who has helped shape modern seismology. His work has influenced several other seismologists and geophysicists, and has provided the platform for most of the modern theories in seismology and geophysics today.

Kanamori and American seismologist Tom Hanks developed the moment magnitude scale which replaced the Richter magnitude scale as a measurement of the relative strength of earthquakes[1][2].

Kanamori invented the method for calculating slip distribution on the fault plane by teleseismic waveform with Masayuki Kikuchi. In addition, they studied realtime seismology.[3]

Dr. Kanamori has recently been working at Caltech on an earthquake early-warning system for Southern California, and helped develop the algorithm used to determine the size of the earthquake at a distance before the strong shaking reaches Los Angeles. A system is currently being tested, and will likely be available in the coming years.[4][5]

In 2007 he was awarded the Kyoto Prize in Basic Sciences.[6]


Aku merasa semakin bersyukur pernah mendapat kelasnya..
Profesor yang begitu enak mengajarnya
Profesor yang selalu menjawab pertanyaan dengan jelas, walau di imel sekalipun.

Profesor yang membuatku berpindah hati ke bidang ini,
yang memotivasi di bidang ini.

"Yosh!! Ganbaroo"
Ujar Ozawa-san.

Ganbarooo!!

- 14 Juni 2010, di pojok lab-

Kamis, 10 Juni 2010

Catatan Surya Fahrizal - Mavi Marmara 2010

Source: Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN--Subuh itu masih gelap, Senin, 31 Mei 2010, namun suasana kapal Mavi Marmara sungguh kalang-kabut dan mencekam. Helikopter komando Israel menderu-deru dengan angin yang sangat kencang. Granat suara berdentum di mana-mana. Gas air mata merebakkan asap. Senjata api otomatis berentetan mencari mangsa. Peluru-peluru berdenting menyiram dinding kapal. Kulihat seorang lelaki Turki berpelampung berusaha masuk ke pintu kabin dek 4. Jaraknya dari saya hanya sekitar 4 meter. Kami berada di teras kapal sebelah kiri.

Belum sampai ke pintu, tiba-tiba dia jatuh telentang, lalu memukul-mukulkan tangan kanannya ke lantai kayu seperti menahan sakit yang amat sangat. Karena tak ada yang menolongnya saya langsung mendatanginya. Belum sempat saya menyentuhnya, mendadak seperti ada besi martil menghantam perut saya yang sebelah kanan. Sakitnya luar biasa. Saya langsung jatuh terjerembab dalam posisi berbaring dan menindih kamera pinjaman, Canon EOS 400D semi-pro dengan lensanya cukup besar dan panjang. Saya sempat menyingkirkan benda itu agar bisa berbaring lebih leluasa, karena tiba-tiba nafas menjadi sangat susah.

Terasa ada yang memapah saya masuk ke lobi kecil dekat ruang wartawan. Lalu saya dibaringkan, sesudah itu kesadaran saya timbul tenggelam. Rasanya dingin sekali. Beberapa orang menjepretkan kamera ke arah saya. Kulihat Yasin, jurukamera TVOne, mendekat sambil merekam tapi ia lalu seperti tak tega, dan berhenti merekam. Pelampungku dilepas. Karena melihat nafasku tersengal-sengal seseorang memasangkan masker oksigen. Lumayan lega, tapi rasa sakit di perut makin menghebat, nyeri sekali.

Tak lama kemudian saya digotong turun ke lobi dek 3 yang lebih luas di depan ruang informasi. Bau anyir darah sangat tajam menusuk. Ruangan itu sudah penuh sesak oleh korban yang bergelimpangan dan orang-orang yang berusaha menolong.

Dibantu Mas Dzikrullah dan Abdillah, seorang dokter berkaos IHH, wajahnya seperti orang India, menggunting semua bajuku. Dia ingin memastikan letak luka sumber rasa sakitku. Lalu seorang dokter Malaysia berusaha memasang jarum infus di lenganku. Berkali-kali ditusuknya tanganku.

Akhirnya sesudah infus terpasang, saya digotong dan ditempatkan di salah satu kursi ruang makan yang jadi hall tempat tidur ratusan relawan laki-laki. Oksigen terpasang. Rasanya agak mendingan. Nafasku masih sesak, tapi rasa sakit di perut kanan sudah banyak berkurang. Mungkin ada yang menyuntikkan pain killer. Dr Arief dari MER-C sempat memeriksa luka dan menenangkan saya.

Saat itu saya lihat orang hilir mudik menolong para korban. Tadinya saya tidak tahu, tapi setelah mendengar ada yang membacakan surat Yasin, baru saya sadar, ada sesosok jenazah terbujur di lantai dekat ujung kaki saya. Sesekali orang mengerumuni dan mendoakannya.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN--Saya sendiri waktu itu tidak membayangkan kalau beberapa saat setelahnya akan dibawa tentara Israel. Bayangan saya, “Ah… kayaknya sudah nggak bakal sampai ke Gaza nih. Pulang ah… Main sama anak-anak dan nulis berita…” Sesudah itu, yang paling banyak terpikirkan bagaimana memilih angle tulisan, dan apa saja yang mau ditulis.

Terus terang saya sempat bingung mau nulis apa setiap hari, sejak di Istanbul. Karena saya menyiapkan diri untuk menulis features di majalah, dan tidak terlalu siap menulis hard news. Alhamdulillah, kami bertiga, saya, Mas Dzikru dan Mbak Santi, jadi bisa bergantian mengirim berita pendek setiap hari.

Tak lama kemudian, pasien cedera di hall tempat saya berbaring sudah pergi semua. Karena itu saya digotong lagi oleh teman-teman Indonesia, dipindahkan ke hall yang masih banyak orang cederanya. Mereka yang sehat sebagian besar sudah disuruh keluar oleh tentara Israel lewat pintu belakang . Saya tak tahu mereka kemana, sebab rasanya kapal itu masih berlayar tapi tujuan akhirnya masih jauh.

Sesudah semua penumpang yang sehat habis, Hanin Zo’bi, anggota parlemen Israel orang Arab-Palestina di dekat saya minta kepada tentara agar tidak semua diangkut helikopter karena banyak yang terlalu parah. Saya sendiri berusaha untuk tidak pingsan. Alhamdulillah. Saya nggak sadar ada Okvi atau tidak di samping saya.

Tahu-tahu seorang tentara Israel menyuruh saya berdiri dan berjalan. Setelah melihat-lihat keadaan saya sebentar, tentara Israel berkulit bule dan berpenutup muka itu bilang, “Yes, you can walk. Stand up and walk up stairs… I will help you to stand.” Saya pikir, gile juga nih orang, gue baru ditembak disuruh jalan. Sesudah saya berdiri saya dibiarkan jalan sendiri, terhuyung-huyung. Dia membantu memegangi infus di belakang saya.

Nafas memang sudah mulai teratur, tapi badan rasanya lemas sekali. Alhamdulillah tidak terasa sakit. Saya sama sekali tidak membayangkan, apa yang belakangan ditemukan dokter dan tertulis di status medis saya, bahwa peluru menghantam dada kanan atas saya, masuk menyerempet paru-paru, mematahkan rusuk kanan terakhir, merobek diafragma, menyerempet liver sedikit, dan kemudian peluru itu berhenti sebelum menyentuh tulang panggul.

Berjalan kaki dari kursi makan tempat saya berbaring menuju dek 6 di atap kapal rasanya kelabu. Saya benar-benar sendirian. Semua ruangan kapal yang saya lewati sudah kosong melompong dari para relawan. Tentara Israel lalu lalang.

Dari dek 3 saya keluar ke teras sebelah kanan, lalu saya berjalan lewat tangga besi berpagar, muncul di teras dek 4 dekat ruang wartawan, lalu naik lagi tangga besi ke dek 5 dekat anjungan kapten. Sepanjang jalan kulihat suasana sangat berantakan tapi tanpa manusia. Nampak bekas-bekas perkelahian, alat-alat elektronik, matras, besi-besi bekas pagar kapal, darah berceceran di mana-mana.

Yang paling parah, tangga vertikal dari dek 5 ke dek 6, penuh dengan lumuran darah. Saya dipaksa naik lewat tangga yang tegak itu. Rasanya berat sekali. Sempat celana saya kedodoran, lalu diperbaiki oleh tentara yang mengawal. Celana saya memang sudah terbuka sejak pertama kali disuruh berdiri oleh tentara Israel di dek 3.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN--Sesampainya di atap alias dek 6, saya lihat ada sekitar 10 orang yang luka parah seperti saya. Nampaknya kebanyakan orang Turki. Angin kencang yang berasal dari helikopter seperti hendak menerbangkan saya, sampai kupegang botol infus sendiri, takut diterbangkan juga, karena selang infus sudah mengibas-ibas hebat.

Begitu giliran saya tiba untuk diangkut ke atas helikopter, saya diikat ditandu, lalu dikerek ke atas ditandem dengan seorang paramedik AL Israel. Sesampainya di dalam helikopter, yang menyambut saya seorang dokter bule Israel berkaca mata. Dia memeriksa luka, bahkan membelah sedikit bagian yang tertembak, seperti mencari peluru. Sakitnya luar biasa. Tapi mereka tidak menemukan peluru lalu ditutup lagi.

Saya lihat ada seorang pasien lain di helikopter. Seorang Turki bertubuh agak gemuk. Saya lihat indikator jantungnya sudah tidak memberikan sinyal naik turun. Hanya ada garis lurus. Sempat terpikir, “Nih orang masih hidup nggak ya?”

Kemudian dua orang tim medis, mungkin dokter, satu yang tadi berkaca mata, satu lagi botak, dua-duanya bule, memutuskan untuk menyuntik sesuatu dan menyayat saya di iga sebelah kanan. Sepertinya mereka menemukan perdarahan di dalam dan hendak mengeluarkan. Terasa ada darah menyembur dari sayatan itu, lalu mereka memasang selang yang belakangan baru aku tahu, gunanya untuk mengeluarkan darah. Belakangan saya diberi tahu darah yang keluar 1000 cc.

Kedua paramedik bule itu sepertinya sangat gembira setelah berhasil memasang selang itu. Karena saya lihat mereka bersalaman sesudah merampungkan pekerjaannya. Paramedik yang botak sering mengacungkan jempol dan berkata “OK” kepada saya sambil tersenyum.

Dalam waktu sekitar 20 menit helikopter mendarat di sebuah helipad di sebuah dataran terbuka. Hampir tidak ada bangunan di sekitarnya. Helikopter atau pesawat lain juga tidak terlihat. Saya kemudian diangkut dengan ambulan. Di ambulan saya bertanya nama tempat itu kepada paramedik Botak tadi. Dia menjawab, “Haifa…”

Sesudah 10 menit, sampailah kami di sebuah rumah sakit dan di situ saya bertemu dengan beberapa pasien lain yang kebanyakan relawan Turki. Seluruh pakaian saya dibuka, diganti pakaian pasien berwarna putih. Seorang perawat perempuan menanyakan nama. Saya hanya menunjukkan kantong celana tempat paspor saya. Diambilnya lalu dia menuliskan identitas saya. Sejak itu nama saya disebut dengan cara berganti-ganti, “Suuuriya… Suraya… Suryaaa…” Kebanyakan sejak hari itu memanggil “Suraya”, mungkin gara-gara penulis pertama menulis dalam bahasa Ibrani dengan ejaan seperti itu.

Sesudah itu saya diperiksa secara maraton, dipindahkan dari satu meja periksa ke meja periksa lainnya. Saya ditanya apakah bisa berbahasa Inggris. Saya diberitahu seseorang berseragam rumah sakit warna biru muda, “Anda tidak perlu bergerak sama sekali, kami yang akan memindahkan Anda.” Mereka bekerja cepat dan cekatan. Kesan saya para dokter dan perawat Israel itu orang-orang yang selalu ingin bekerja cepat, tidak pernah diam atau santai, selalu bergerak dan melakukan sesuatu. Kayak orang kebelet kencing.

Saya dibawa dan diperiksa dari meja ke meja hampir tidak ada jeda. Begitu selesai CT-Scan saya sudah langsung mau dioperasi. Saya sempat disodori dua lembar dokumen yang harus ditandatangani dua-duanya, dan diberitahu akan dioperasi. Saya sempat bertanya, “Apakah [operasi] ini benar-benar perlu?”

“Ya perlu sekali. Supaya kita tahu luka apa saja yang ada di dalam tubuh Anda,” jawab seseorang berseragam medis. Sesudah tanda tangan, saya langsung dibawa ke kamar operasi, dan diberitahu bahwa akan dianastesi alias dibius total. Ruang operasi itu terasa dingin sekali. Tapi beberapa detik kemudian saya sudah tak ingat apa-apa…………

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN--Saat pertama kali sadar, saya terbangun di sebuah kamar bersama empat pasien lain. Seorang di antaranya relawan Turki, yang lain saya tak kenal, mungkin pasien Israel. Di sekeliling saya sudah ada empat atau lima orang dokter dan perawat. Seseorang maju mendekat sambil berkata, “Let me check it.”

Lalu dia membuka ikatan baju pasien di belakang, untuk melihat dada saya. Saya kaget setengah mati melihat dada saya, “Wah, bener-bener dibongkar nih gue…” Sebuah bekas sayatan membujur dari bawah ulu hati terus sampai sekitar 6 jari di bawah pusar, sudah dalam keadaan terjahit rapi dengan logam semacam staples. Tidak ada bekas darah sedikit pun. Lubang bekas jalan masuk peluru juga dijahit dengan staples, ada jahitan lain di dekatnya, tapi saya tak tahu itu luka apa. Alhamdulillah, saya hanya sangat bersyukur proses operasi itu semua saya lalui dalam keadaan sama sekali tidak sadar.

Baru mulai saat itulah saya merasakan atmosfir Yahudi di sekitar saya karena orang-orang saling menyapa dan berbicara dengan bahasa Ibrani. Saya lihat pemandangan di luar jendela indah. Tanahnya berbukit-bukit dan hijau. Ruangan kamar kami berpendingin.

Alhamdulillah, saya sama sekali tidak merasa khawatir, yang ada rasa bosan. Komunikasi saya dengan relawan Turki di kamar saya hanya senyum dan berpegangan tangan. Kami tak saling mengerti bahasa satu sama lain.

Seorang petugas berseragam biru muda, kadang-kadang mengenakan kaos polo, selalu ada di dalam kamar bergantian dengan temannya. Tadinya saya kira dia polisi, ternyata petugas imigrasi. Sejak hari Senin malam sampai Kamis siang saya tidak melakukan apapun kecuali berbaring dan menunggu waktu solat. Saya berpikir mudah-mudahan apa yang sudah kami lakukan tidak sia-sia. Sempat juga terpikir kapan bisa berkumpul keluarga.

Hari Rabu siang, seorang lelaki bule Yahudi yang ramah mengaku bernama Steve, menemui saya di kamar. Dia didampingi dua orang berseragam putih bergaris-garis biru dari Magen David Adom (Bintang David Merah, palang merahnya Israel). Di punggungnya ada bintang David merah. Steve yang gemuk dan mengenakan kaos polo merah itu bilang, “Beberapa hari yang lalu saya baru tiba dari Jakarta. Seminggu saya di Jakarta. Saya sudah kontak dengan departemen kesehatan Indonesia, dr Rustam. Begitu sehat, kami akan mengurus kepulangan Anda.”

Kunjungan singkat Steve dan kawan-kawan hanya sekitar 10 menit. Saya sendiri saat itu masih suka tertidur tanpa sadar, mungkin pengaruh obat pain killer yang terus-menerus diberikan, mungkin juga karena nyaman bernafas dengan tabung oksigen.

Yang menggembirakan, hari Kamis, saya menerima telepon istimewa. Duta Besar Yordania untuk Israel menelepon saya diatur oleh seorang diplomat Yordania yang bisa berbahasa Indonesia. Rasanya senang sekali, karena mulai ada titik terang.

Tapi rupanya ada kejutan menyenangkan berikutnya, dengan fasilitas teleconference, para diplomat Yordania menghubungkan saya dengan Duta Besar Indonesia di Amman, Yordania, Pak Zainulbahar Noor. Setelah menanyakan keadaan saya, beliau menawarkan kalau saya mau bicara dengan salah satu teman. “Di Yordania sini banyak teman Anda…” kata beliau.

Saya sama sekali tidak menyangka bahwa yang dimaksud “teman-teman” itu adalah teman-teman relawan dan wartawan Indonesia. Karena dalam bayangan saya, teman-teman relawan dan wartawan Indonesia yang ada di Mavi Marmara masih ditahan di penjara Israel. Jadi saya bilang, “Terserah lah Pak…” Jadi kaget dan senang sekali begitu yang bicara Mas Dzikrullah meskipun cuma sebentar. Alhamdulillah.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN--Menjelang malam, petugas imigrasi yang menjaga kamar saya memberitahu ada seorang pengacara mau berjumpa saya. Namanya Suhad Bisyara, pengacara wanita pembela hak-hak minoritas Arab dari LSM bernama ‘Adalah. Dia memberikan kartu namanya, semacam lembaga bantuan hukum. Dia menawarkan bantuan apa saja yang diperlukan. Saya bilang, kalau boleh saya perlu pakaian. Malamnya dia datang lagi memberikan dua kaos satu celana dan pakaian dalam.

Relawan Turki yang sekamar dengan saya sudah dijemput pulang. Hari Jumat pengacara Arab itu datang lagi. Dia menanyakan apakah bajunya cocok atau tidak, dan kapan kira-kira ada yang menjemput saya. Saya bilang ada kabar saya akan dibantu kedutaan Yordania.

Saya bertanya kepada petugas imigrasi yang menjaga saya, “Mungkin nggak besok saya dievakuasi ke Yordania?”

“Nggak mungkin, besok hari Sabbath, nggak ada yang kerja,” katanya.

Sesudah itu obrolan mengalir, tapi searah. Dia mulai ngomong sendiri, katanya kami (Israel) sudah memperingatkan kapal Mavi Marvara. Menurut dia Gaza itu zona militer. Tidak ada yang boleh masuk. Monolog itu terus mengalir, “Dunia menuduh kami membunuh anak-anak, padahal kami mengincar teroris. Hanya saja para teroris itu pengecut, bersembunyi di balik perempuan dan anak-anak. Jadi kalau kamu bilang kapal itu (Mavi Marmara) kapal perdamaian, think again…”

Rupanya mesin yang berusaha mengeluarkan saya dari rumah sakit Israel bergerak cukup cepat. Hari Sabtu, kembali atas bantuan duta besar Yordania untuk Israel, saya disambungkan dengan Pak Zainulbahar, Dubes Indonesia di Amman, yang menanyakan keadaan saya dan kesiapan saya dievakuasi dengan ambulan. Rupanya Pak Dubes sudah bicara dengan dr Hani Bakush yang mengoperasi saya, dan dinyatakan saya siap dievakuasi kapan saja.

Hari Ahad saya sudah diluncurkan dengan ambulan dari RS Rambam Medical Center, Haifa, berangkat jam 9.05 pagi dan tiba di check-point perbatasan Yordania-Palestina terjajah King Hussein Bridge jam 12 siang, di sela-selanya sempat bertukar ambulan di tapal batas dari ambulan Israel ke ambulan Yordania.

Di King Hussein Bridge perasaan saya berbunga-bunga. Nggak nyangka begitu banyak yang menjemput terutama wartawan-wartawan dari Indonesia termasuk Mas Dzikru. Ternyata teman-teman relawan juga ada, Mbak Santi, Ust Ferry Nur, Muhendri, Dito, dr Arief. Rasanya lega bisa berkumpul bersama mereka lagi. Alhamdulillah.

***
Sayang beginningnya ga ada cerita ..

Selasa, 08 Juni 2010

UUD 1945

pagi2 iseng banget nginget2 lagi UUD45,
gara-gara nyari lagi pasal 33 hehe :D

Hayooo masih pada inget gaa..

UNDANG - UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA 1945

Pembukaan

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan
inikemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

BAB I
BENTUK DAN KEDAULATAN

Pasal 1
(1) Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik.
(2) Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat.

BAB II
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

Pasal 2
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut aturan
yang ditetapkan dengan undang-undang.
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota
negara.
(3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara yang terbanyak.

Pasal 3
Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-garis besar dari
ada haluan negara.

BAB III
KEKUASAAN PEMERINTAH NEGARA

Pasal 4
(1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang
Dasar.
(2) Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden.

Pasal 5
(1) Presiden memegang kekuasaan membentuk undang- undang dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat.
(2) Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana
mestinya.

Pasal 6
(1) Presiden ialah orang Indonesia asli.
(2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan suara
yang terbanyak.

Pasal 7
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat
dipilih kembali.

Pasal 8
Jika Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya,
ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya.

Pasal 9
Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai berikut:
Sumpah Presiden (Wakil Presiden):
"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa.
"Janji Presiden (WakilPresiden):
"Sayaberjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan seluruslurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa."

Pasal 10
Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

Pasal 11
Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.

Pasal 12
Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan
dengan undang-undang.

Pasal 13
(1) Presiden mengangkat duta dan konsul.
(2) Presiden menerima duta negara lain.

Pasal 14
Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi.

Pasal 15
Presiden memberi gelaran, tanda jasa ,dan lain-lain tanda kehormatan.

BAB IV
DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG

Pasal 16
(1) Susunan Dewan Pertimbangan Agung ditetapkan dengan undang-undang.
(2) Dewan ini berkewajiban memberi jawab atas pertanyaan Presiden dan berhak memajukan usul kepada pemerintah.

BAB V
KEMENTERIAN NEGARA

Pasal 17
(1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
(2) Menteri-menteri itu diangkat dan diperhentikan oleh Presiden.
(3) Menteri-menteri itu memimpin departemen pemerintahan.

BAB VI
PEMERINTAHAN DAERAH

Pasal 18
Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang, dengan memandang dan mengingati dasar permusyawaratan
dalam sistem pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa.
 
BAB VII
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Pasal 19
(1) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat ditetapkan dengan undang-undang.
(2) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.

Pasal 20
(1) Tiap-tiap undang-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
(2) Jika sesuatu rancangan undang-undang tidak mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.

Pasal 21
(1) Anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak memajukan rancangan undang-undang.
(2) Jika rancangan itu, meskipun disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, tidak disyahkan oleh Presiden, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.

Pasal 22
(1) Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang.
(2) Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam persidangan yang berikut.
(3) Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus dicabut.

BAB VIII
HAL KEUANGAN

Pasal 23
(1) Anggaran pendapatan dan belanja ditetapkan tiap-tiap tahun dengan undang-undang. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah, maka pemerintah menjalankan anggaran tahun yang lalu.
(2) Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang.
(3) Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang.
(4) Hal keuangan negara selanjutnya diatur dengan undang-undang.
(5) Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan undang-undang. Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

BAB IX
KEKUASAAN KEHAKIMAN

Pasal 24
(1) Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain badan kehakiman menurut undang-undang.
(2) Susunan dan kekuasaan badan kehakiman itu diatur dengan undang-undang.

Pasal 25
Syarat-syarat untuk menjadi dan diperhentikan sebagai hakim ditetapkan dengan undang-undang.

BAB X
WARGA NEGARA

Pasal 26
(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
(2) Syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.

Pasal 27
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

BABXI
AGAMA

Pasal 29
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masingmasing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

BAB XII
PERTAHANAN NEGARA

Pasal 30
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
(2) Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.

BAB XIII
PENDIDIKAN

Pasal 31
(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
(2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang.

Pasal 32
Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.

BAB XIV
KESEJAHTERAAN SOSIAL

Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anakyang terlantar dipelihara oleh negara.

BAB XV
BENDERA DAN BAHASA

Pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.

Pasal 36
Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia.

BAB XVI
PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR

Pasal 37
(1) Untuk mengubah Undang-Undang Dasar sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus hadir.
(2) Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat yang hadir.

ATURAN PERALIHAN

Pasal 1
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengatur dan menyelenggarakan kepindahan pemerintahan kepada Pemerintah Indonesia .

Pasal II
Segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.

Pasal III
Untuk pertama kali Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

Pasal IV
Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Pertimbangan Agung dibentuk menurut Undang-Undang Dasar ini, segala kekuasaannya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah komite nasional.

ATURAN PERTAMBAHAN
(1) Dalam enam bulan sesudah akhirnya peperangan Asia Timur Raya, Presiden Indonesia mengatur dan menyelenggarakan segala hal yang ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar ini.
(2) Dalam enam bulan sesudah Majelis Permusyawaratan Rakyat dibentuk, Majelis itu bersidang untuk menetapkan Undang-Undang Dasar.


source: http://indonesia.ahrchk.net/news/mainfile.php/Constitution/22


Ganbaro shika nai!

Selasa, 01 Juni 2010

Torehan hati di atas kapal Mavi Marmara

Mungkin semua udah baca ya,, lagi rame beredar dimana-mana. and touching for me too.. jadi ingin turut disimpen di blog kecil ini..

sebuah tulisan dari WNI yg berada pada kapal kemanusiaan menuju Palestina...
(source: http://us.detiknews .com/read/ 2010/05/31/ 152331/1366781/ 10/tulisan- santi-sehari- sebelum-mavi- marmara-diserang -israel ) 
 
Gaza Tidak Membutuhkanmu!

Di atas M/S Mavi Marmara, di Laut Tengah, 180 mil dari Pantai Gaza.

Sudah lebih dari 24 jam berlalu sejak kapal ini berhenti bergerak karena sejumlah alasan, terutama menanti datangnya sebuah lagi kapal dari Irlandia dan datangnya sejumlah anggota parlemen beberapa negara Eropa yang akan ikut dalam kafilah Freedom Flotilla menuju Gaza. Kami masih menanti, masih tidak pasti, sementara berita berbagai ancaman Israel berseliweran.

Ada banyak cara untuk melewatkan waktu – banyak di antara kami yang membaca Al-Quran, berzikir atau membaca. Ada yang sibuk mengadakan halaqah. Beyza Akturk dari Turki mengadakan kelas kursus bahasa Arab untuk peserta Muslimah Turki. Senan Mohammed dari Kuwait mengundang seorang ahli hadist, Dr Usama Al-Kandari, untuk memberikan kelas Hadits Arbain an-Nawawiyah secara singkat dan berjanji bahwa para peserta akan mendapat sertifikat.

Wartawan sibuk sendiri, para aktivis – terutama veteran perjalanan-perjalan an ke Gaza sebelumnya – mondar-mandir; ada yang petantang-petenteng memasuki ruang media sambil menyatakan bahwa dia "tangan kanan" seorang politisi Inggris yang pernah menjadi motor salah satu konvoi ke Gaza.

Activism

Ada begitu banyak activism, heroism. Bahkan ada seorang peserta kafilah yangmengenakan T-Shirt yang di bagian dadanya bertuliskan "Heroes of Islam" alias "Para Pahlawan Islam." Di sinilah terasa sungguh betapa pentingnya menjaga integritas niat agar selalu lurus karena Allah Ta'ala.

Yang wartawan sering merasa hebat dan powerful karena mendapat perlakuan khusus berupa akses komunikasi dengan dunia luar sementara para peserta lain tidak. Yang berposisi penting di negeri asal, misalnya anggota parlemen atau pengusaha, mungkin merasa diri penting karena sumbangan material yang besar terhadap Gaza.

Kalau dibiarkan riya akan menyelusup, na'udzubillahi min dzaalik, dan semua kerja keras ini bukan saja akan kehilangan makna bagaikan buih air laut yang terhempas ke pantai, tapi bahkan menjadi lebih hina karena menjadi sumber amarah Allah Ta'ala.

Mengerem

Dari waktu ke waktu, ketika kesibukan dan kegelisahan memikirkan pekejaan menyita kesempatan untuk duduk merenung dan tafakkur, sungguh perlu bagiku untuk mengerem dan mengingatkan diri sendiri. Apa yang kau lakukan Santi? Untuk apa kau lakukan ini Santi? Tidakkah seharusnya kau berlindung kepada Allah dari ketidakikhlasan dan riya? Kau pernah berada dalam situasi ketika orang menganggapmu berharga, ucapanmu patut didengar, hanya karena posisimu di sebuah penerbitan? And where did that lead you? Had that situation led you to Allah, to Allah's blessing and pleasure, or had all those times brought you Allah's anger and displeasure?

Kalau hanya sekedar penghargaan manusia yang kubutuhkan di sini, Subhanallah, sungguh banyak orang yang jauh lebih layak dihargai oleh seisi dunia di  sini. Mulai dari Presiden IHH Fahmi Bulent Yildirim sampai seorang Muslimah muda pendiam dan shalihah yang tidak banyak berbicara selain sibuk membantu agar kawan-kawannya mendapat sarapan, makan siang dan malam pada waktunya. Dari para ulama terkemuka di atas kapal ini, sampai beberapa pria ikhlas yang tanpa banyak bicara sibuk membersihkan bekas puntung rokok sejumlah perokok ndableg.

Kalau  hanya sekedar penghargaan manusia yang kubutuhkan di sini, Subhanallah, di tempat ini juga ada orang-orang terkenal yang petantang-petenteng karena ketenaran mereka.

Semua berteriak, "Untuk Gaza!" namun siapakah di antara mereka yang teriakannya memenangkan ridha Allah? Hanya Allah yang tahu.

Gaza Tak Butuh Aku

Dari waktu ke waktu, aku perlu memperingatkan diriku bahwa Al-Quds tidak membutuhkan aku. Gaza tidak membutuhkan aku. Palestina tidak membutuhkan aku.

Masjidil Aqsha milik Allah dan hanya membutuhkan pertolongan Allah. Gaza hanya butuh Allah. Palestina hanya membutuhkan Allah. Bila Allah mau, sungguh mudah bagiNya untuk saat ini juga, detik ini juga, membebaskan Masjidil Aqsha. Membebaskan Gaza dan seluruh Palestina.

Akulah yang butuh berada di sini, suamiku Dzikrullah-lah yang butuh berada di sini karena kami ingin Allah memasukkan nama kami ke dalam daftar hamba-hambaNya yang bergerak - betapa pun sedikitnya - menolong agamaNya. Menolong membebaskan Al-Quds.

Sungguh mudah menjeritkan slogan-slogan, Bir ruh, bid dam, nafdika ya Aqsha. Bir ruh bid dam, nafdika ya Gaza!

Namun sungguh sulit memelihara kesamaan antara seruan lisan dengan seruan hati.

Cara Allah Mengingatkan

Aku berusaha mengingatkan diriku selalu. Namun Allah selalu punya cara terbaik untuk mengingatkan aku.

Pagi ini aku ke kamar mandi untuk membersihkan diri sekedarnya - karena tak mungkin mandi di tempat dengan air terbatas seperti ini, betapa pun gerah dan bau asemnya tubuhku.

Begitu masuk ke salah satu bilik, ternyata toilet jongkok yang dioperasikan dengan sistem vacuum seperti di pesawat itu dalam keadaan mampheeeeet karena ada dua potongan kuning coklaaat menyumbat lubangnya! Apa yang harus kulakukan? Masih ada satu bilik dengan toilet yang berfungsi, namun kalau kulakukan itu, alangkah tak bertanggung- jawabnya aku rasanya? Kalau aku mengajarkan kepada anak-anak bahwa apa pun yang kita lakukan untuk membantu mereka yang fii sabilillah akan dihitung sebagai amal fii sabilillah, maka bukankah sekarang waktunya aku melaksanakan apa yang kuceramahkan?

Entah berapa kali kutekan tombol flush, tak berhasil. Kotoran itu ndableg bertahan di situ. Kukosongkan sebuah keranjang sampah dan kuisi dengan air sebanyak mungkin – sesuatu yang sebenarnya terlarang karena semua peserta kafilah sudah diperingatkan untuk menghemat air - lalu kusiramkan ke toilet.

Masih ndableg.
Kucoba lagi menyiram
Masih ndableg.
Tidak ada cara lain. Aku harus menggunakan tanganku sendiri

Kubungkus tanganku dengan tas plastik. Kupencet sekali lagi tombol flush. Sambil sedikit melengos dan menahan nafas, kudorong tangan kiriku ke lubang toilet.

Blus!
Si kotoran ndableg itu pun hilang disedot pipa entah kemana

Lebih dari 10 menit kemudian kupakai untuk membersihkan diriku sebaik mungkin sebelum kembali ke ruang perempuan, namun tetap saja aku merasa tak bersih. Bukan di badan, mungkin, tapi di pikiranku, di jiwaku.

Ada peringatan Allah di dalam kejadian tadi - agar aku berendah-hati, agar aku ingat bahwa sehebat dan sepenting apa pun tampaknya tugas dan pekerjaanku, bila kulakukan tanpa keikhlasan, maka tak ada artinya atau bahkan lebih hina daripada mendorong kotoran ndableg tadi.

Allahumaj'alni minat tawwabiin
Allahumaj'alni minal mutatahirin
Allahumaj'alni min ibadikassalihin

29 Mei 2010, 22:20

Santi Soekanto
Ibu rumah tangga dan wartawan yang ikut dalam kafilah Freedom Flotilla to Gaza Mei 2010.


====
Santi Soekanto adalah salah satu dari 12 WNI di kapal Mavi Marmara yang diserbu Israel, ex reporter The Jakarta Post. Surat dibuat di atas kapal Mavi Marmara saat masih berada di Laut Tengah, 180 mil dari Pantai Gaza.

Kabar dari The Jakarta Post hari ini, alhamdulillah ke-12 WNI di atas kapal ini selamat :)