Waktu pertama kali punya bayi, salah seorang rekan mamah menyarankan untuk menjadwal waktu menyusui bayi, secara saat itu aku mahasiswa, dan nantinya akan kembali ke kampus untuk kuliah. Terasa logis juga sih, cuman ya bingung juga, `menjadwal waktu menyusui??` Jadi misalnya diberika setiap 2-3 jam, kalo baru 1 jam yang lalu menyusui, ditahan dulu jangan menyusui hingga sela 2-3 jam, sehingga nantinya bayi akan mempunyai pola menyusui. Sayangnya waktu itu, (1) ngga rajin nyatet jam menyusui (2) karena pasca melahirkan 3 bulan relaif di rumah, ya akhirnya `ngek nyong` juga (bayi minta nyusu, always ready hehe). Setelah kembali kuliah pun, alhamdulillah karena semester 2 master sudah masuk per-bidang studi (bukan gabungan 1 prodi lagi), dan mahsiswa cuman bertiga, dan kedua temanku begitu pengertiannya (makasih bangettttt,, ) jadi bisa diatur kuliahnya pagi dan siang. Selama 1 semester itu aku ke kampus hanya untuk kuliah, perjalanan pulang pergi antara 30 menit-1jam (biasaa,, macet lancar di simpang Dago Bandung suka ga kontrol), dan kuliah 2 jam, jadi sekitar 3 jam meninggalkan sang bayi. Hanya saja, jam kuliah tiap harinya berbeda,, yang penting, bayiku bisa bertahan 3 jam, sebelum pergi menyusui dulu, dan pulang dari kampus langsung menyusui. Kl ditinggal lebih dari 3 jam, baru Enin-nya akan memberikan ASIP (ASI Perah).
Waktu hamil anak ke-2, aku masih mahasiswa juga (halah,, student bulukan ini).
Kali ini, terpikirkan untuk membuat pola pemberian ASI yang terjadwal, untuk memudahkan aku dan bayi, karena kali ini menjadi mahasiswa di negri orang, dengan budaya yang berbeda, dan ngga bisa tergantung Neneknya lagi. Dan ajaibnya, kali ini sang bayi sendiri yang membuat jadwalnya. Waktu masih di RS pasca persalinan, untuk mengisi waktu luang di RS, aku mencatat setiap kali bayi ke-2 ku ini menyusui, dan berapa lama. Sejak kira2 umurnya 2 hari, pola menyusuinya jam 12 malam, 3 am, 6 am, 9 am, 12 pm, 15 pm, 18pm, 21pm, setiap 3 jam, sekitar 30 menit hingga 1 jam. Pola ini terus bertahan hingga usia sekitar 3 bulan, saat bayi kecilnya memulai masuk hoikuen (day care). Karena biasa masuk jam 9 hingga jam 16, maka jam menyusui jam 9am maju ke jam 8am, jam 12 aku datang ke hoikuen untuk menyusui, dan jam 15an diberikan ASIP. Pola ini terlihat karena aku dan gurunya mencatat setiap hari setiap kegiatan bayi, kapan minum susu, kapan buang air, kapan tidur, kapan makan.. Jadi selain jam menyusui, pola tidurnya pun terlihat.
Hingga sekarang di usianya yang 10 bulan, pola menyusuinya masih hampir sama, hanya saja dengan lama menyusui yang berkurang, hanya sekitar 10 menit saja. Dan karena sudah diberikan sncak sore jam 15.30, maka jam menyusui sore mundur ke jam 16an. Pola tidurnya kini pagi hari sekitar jam 9.30 selama setengah jam, dan siang sesudah makan siang dan menyusui sekitar 2 jam. Jika dijemput telat, sore juga tidur sekitar 30 menit.
Keuntungan dari adanya pola menyusui adalah kita bisa lebih mudah mengatur jadwal harian. Misalnya di saat harus gantian jaga dengan suami, jam berapa enaknya pergi dan pulang sehingga pas dengan jam menyusuinya. Juga saat bepergian yang tentunya kita ngga leluasa menyusui, kuta bisa `aware` dan mencari strategi menyusui sang buah hati di jam-nya, sebelum bayi kita menangis2 kelaparan.. (kalo udah nanis jadi menarik perhatian orang).
Ternyata dengan adanya keteraturan jadwal menyusui, jam tidur, pola makan, bener2 terbantu deh.
Tentunya pola setiap bayi berbeda