Hujan deras di San Francisco beda style dengan hujan besar di Nagoya, maupun di Bandung. Kalau di Bandung, hujan besar kayanya bener-bener berasa ditumpahin air dari ember di langit, disertai petir dan bunyi gemuruh. Hujan besar di Nagoya berasa disiram shower dari langit, sepi petir, sepi gemuruh.
Hujan besar di San Francisco, berasa disiram shower halus yang disiram bergerak dari sisi-sisi langit.
1 jam jalan dalam hujan, membuktikan bahwa tasku tidak water proof. air-air suci itu merembes masuk, meresap ke relung-relung tas, menyusup ke dalam Mac tercinta, melilitkan komponen-komponen di dalamnya, membuat Mac ku betah tertidur, tak terbangunkan.
Kucoba menghangatkan dan mengeringkannya dengan hair dryer, tak ada respon. Kubiarkan 1 hari terbuka di udara, yang belum tersentuh mentari, masih juga lelap tertidur.
Akhirnya Sabtu sore kubawa ke apple store dekat Union Square, dibedah dan dikeluarkan harddisknya. Alhamdulillah, otaknya yang cerdas dan penuh data selamat.
Selasa, 21 Desember 2010.
Ke Apple store di Sakae. Ternyata memang sudah almarhum Mac ku, hikssss... Mac pertama yang kubeli dari uang baito di Prof Ando selama 3 bulan, yang setia menemaniku sejak Maret 2007, yang RAM nya diganti oleh Pa Irwan, yang sudah ketumpahan susu dan seperempat tutsnya tak jalan namun tetap setia......
kesan pertama yang ga akan terlupakan!!
Hari itu juga beli cover dan penyambung Harddisk di Osukanon, 1000an yen harganya.
Ternyata...:
Kasusku.. hari Rabu, 22 Desember 2010,
Pak Sagiya meminjamkan salah satu Mac-nya, yang dulu dipakai oleh mahasiswinya.
ternyata... hari Jumat 24 Desember 2010, setelah dibantu oleh Sasaki Kun:
caranya:
Dannn... Mac ku berasa hidup kembali!!! benar-benar persis.
Alhamdulillah.