Sabtu, 03 September 2011

Catatan H15: [Tabligh Akbar Ramadan] Rumah Tangga Bahagia

Ini isi ceramah dari Tabligh Akbar Ramadan yang diadakan kemarin, Minggu 14 Agustus 2011, dicopas dari catatan Kang Sunu.

Manajemen Rumah Tangga Bahagia
Dr. Abas Mansur Tamam
 
Inti dari kajian kali ini ada 3 :
1. Nilai keluarga di hadapan Allah
2. Arsitektur Rumah Tangga sakinah
3. Ibadah bersama pangkal kebahagiaan keluarga
 
Bagimana kita bisa mengukur nilai keluarga di hadapan Allah?
 
[1] Perlu diingat bahwa Allah memulai kehidupan manusia modern dengan satu keluarga: Adam dan Hawa. Manusia modern perlu digaris bawahi untuk mengantisipasi aosisasi dengan meganthropus, pithecantropus dan jenis-jenis manusia prasejarah lainnya.
 
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu" (An-Nisa: 1).
 
[2] Rahim, tempat perkembangan pertama manusia menjadi janin hingga bayi, memperoleh komitmen dari Allah dengan janji-Nya.
 
Detik-detik pertama penciptaan, Allah menggantungkan rahim di Arasy Allah Swt. Kata rahim: Tuhanku, ini adalah tempat yang terhormat (maqom) bagi orang yang kembali kepada Engkau setelah memutuskan silaturahmi. Kata Allah: apakah engkau rela kalau Aku dekat dengan orang yang menyambungkan silaturahmi, dan jauh dari orang yang memutuskan silaturahmi? Kata rahim: aku rido. Kata Allah: untuk engkau akan Aku lakukan. (HR Bukhari) 
 
[3] Di Surga kelak, orang yang paling tinggi kedudukannya akan mengangkat anggota keluarganya, tanpa dikurangi pahalanya. 
 
"Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya" (At-Thur: 21).
 
[4] Allah menyebut keluarga sebagai ikatan yang kokoh (mitsaqon golidozon).
 
Dalam Al-Quran istilah mitsaqon golidzon hanya dipakai untuk 3 hal: (1). Perjanjian Allah dengan para nabi, (2). Perjanjian Allah dengan Bani Israel, (3). Pernikahan. 
 
"Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali (mahar), padahal sebagian kamu telah bergaul sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat" (An-Nisa: 21).
 
[5]  Allah mengangkat ibadah haji dari kehidupan keluarga. 
* Sa'i antara Shofa dan Marwa
* Air zamzam
* Lempar jumrah
* Berkurban
 
Selanjutnya, bagaimanakah struktur keluarga sakinah itu?
1. Fondasinya adalah ketaqwaan suami dan isteri. 
    "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" (At-Tahrim: 6).
 
2. Pilarnya adalah kepemimpinan (qowamah) suami. 
3. Dindingnya adalah kesolehan isteri.  
4. Jendelanya adalah ketaatan isteri kepada suami (qonitat).
5. Pintunya adalah kemampuhan isteri untuk menjaga diri dan keluarganya (hafidzoh). 
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. Karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah memelihara (mereka)" (An-Nisa: 34). 
6. Atapnya adalah pergaulan yang baik antara suami isteri (al-muasyarah bil makruf).
 
"Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah. Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak" (An-Nisa: 19).
 
[CATATAN!]
Untuk mencapai kebahagiaan peran isteri sangat dominan. Al-Quran mengaitkan sakinah (ketenangan keluarga) kepada isteri. 
 
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenteram kepadanya, Dan dijadikan-Nya diantaramu rasa cinta dan kasih-sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir" (Ar-Rum: 21). 
 
Memasuki topik ke-3 mengenai Ibadah dalam keluarga untuk menggapai kebahagiaan.
 
[1] Membaca dan mempelajari Al Quran bersama
 
Dari Abu Hurairah Rasulullah Saw. bersabda: "Tidaklah orang-orang berkumpul di rumah Allah, mereka membaca Al-Quran dan mempelajarinya bersama, kecuali kepada mereka diturunkan ketenangan, mereka diselimuti kebahagiaan, dilindungi oleh para malaikat. Dan Allah akan menyebut nama mereka kepada para malaikat yang ada di sekelilingnya" (HR Abu Daud). 
 
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda: "Janganlah engkau jadikan rumah engkau sebagai kuburan. Sesungguhnya syetan lari dari rumah yang dibacakan surah Al-Baqoroh" (HR Muslim).
 
[2] Sholat Berjamaah
 
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa" (Thoha: 132).
 
"Jika engkau sholat di masjid, maka jadikanlah sebagain sholat engkau di rumah. Karena akan membawa kebaikan kepada keluarga engkau". 
 
[3] Berdizkir kepada Allah
 
Dari Abu Musa Al-Asy'ari, Rasulullah Saw. bersabda: "Perumpamaan rumah yang diepergunakan untuk dzikir kepada Allah dengan rumah yang tidak dipergunakan dzikir seperti antara hidup dan mati" (HR. Muslim). 
 
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda: "Siapa yang mengingat Aku dalam dirinya, maka aku mengingatnya dalam diri-Ku. Siapa yang mengingat Aku dalam sebuah forum, Aku akan menyebutnya dalam forum yang lebih baik dari forum dia" (HR Ahmad). 
 
[4] Kebersamaan
Misalnya : 
Makan bersama.
Mendengar curhat isteri/suami dan anak-anak.
Rekreasi
 
 *+*+*+*+*+*
 
                                               رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
 
“Wahai Tuhan kami, jadikanlah untuk kami isteri dan keturunan kami permata hati untuk kami. Dan jadikanlah kami sebagai pemimpin untuk orang-orang yang bertaqwa” (Al-Furqon: 74)