Sabtu, 27 Agustus 2011

Catatan H28: Keutamaan Sholat Sunnah

Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib
(http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/keutamaan-shalat-sunnah-rawatib.html)

Dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّى لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ. قَالَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ فَمَا بَرِحْتُ أُصَلِّيهِنَّ بَعْدُ

Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang bukan wajib, karena Allah, (sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.” (Kemudian) Ummu Habibahradhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah aku mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan shalat-shalat tersebut.” [1]

Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan shalat sunnah rawatib, sehingga Imam an-Nawawi mencantumkan hadits ini sebagai hadits yang pertama dalam bab: keutamaan shalat sunnah rawatib (yang dikerjakan) bersama shalat wajib (yang lima waktu), dalam kitab beliau Riyadhus Shaalihiin. [2]

Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini:

1. Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat wajib lima waktu. [3]
2. Dalam riwayat lain hadits ini dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan dan memerinci sendiri makna “dua belas rakaat” yang disebutkan dalam hadits di atas[4], yaitu: empat rakaat sebelum shalat Zhuhur[5] dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Magrib, dua rakaat sesudah Isya’ dan dua rakaat sebelum Subuh[6]. Adapun riwayat yang menyebutkan: “…Dua rakaat sebelum shalat Ashar”, maka ini adalah riwayat yang lemah[7] karena menyelisihi riwayat yang lebih kuat yang kami sebutkan sebelumnya. [8]
3. Keutamaan yang disebutkan dalam hadits di atas adalah bagi orang yang menjaga shalat-shalat sunnah rawatib dengan melaksanakannya secara kontinyu, sebagaimana yang dipahami dan dikerjakan oleh Ummu Habibahradhiyallahu ‘anha, perawi hadits di atas dan demikian yang diterangkan oleh para ulama[9].
4. Jika seseorang tidak bisa melakukan shalat sunnah rawatib pada waktunya karena ada udzur (sempitnya waktu, sakit, lupa dan lain-lain) maka dia boleh mengqadha (menggantinya) di waktu lain[10]. Ini ditunjukkan dalam banyak hadits shahih. [11]
5. Dalam hadits ini terdapat peringatan untuk selalu mengikhlaskan amal ibadah kepada Alah Ta’ala semata-mata.
6. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan amal ibadah yang dikerjakan secara kontinyu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Amal (ibadah) yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah amal yang paling kontinyu dikerjakan meskipun sedikit.” [12]
7. Semangat dan kesungguhan para sahabat dalam memahami dan mengamalkan petunjuk dan sunnah Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam, inilah yang menjadikan mereka lebih utama dalam agama dibandingkan generasi yang datang setelah mereka.

Keutamaan Sholat Sunnah:
http://an-naba.com/keutamaan-shalat-sunnah/

1.    Menyempurnakan shalat wajib dan menutupi kekurangannya.
Berdasarkan hadits marfu’ riwayat Tamim Ad-Daari -Radhiyallahu ‘anhu-:
“Amal yang kali pertama dihisab dari seorang hamba pada Hari Kiamat nanti adalah shalatnya. Bila shalatnya sempurna, maka akan dituliskan pahalanya dengan sempurna. Bila belum sempurna, maka Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman kepada para malaikat-Nya, ‘Lihatlah apakah kalian mendapatkan hamba-Ku itu mengerjakan shalat tathawwu’ sehingga dengannya kalian menyempurnakan shalat wajibnya?’ Demikian juga dengan zakatnya, kemudian baru amal perbuatan lain dihisab menurut ukuran tersebut.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad)

2.    Mengangkat derajat seseorang dan menghapuskan kesalahannya.
Berdasarkan hadits Tsauban maula Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi wa Sallam-, dari Nabi bahwa beliau bersabda:
“Hendaknya kalian banyak-banyak bersujud. Sesungguhnya apabila kalian bersujud kepada Allah sekali saja, akan Allah angkat satu derajat kalian dan akan Allah hapuskan satu kesa­lahan kalian.”(HR. Muslim)

3.    Memperbanyak shalat sunnah merupakan sebab terbesar masuknya seorang hamba ke dalam Surga, untuk menemani Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi wa Sallam-.
Berdasarkan hadits Rabi’ah bin Ka’ab Al-Aslami -Radhiyallahu ‘anhu- bahwa ia bercerita, “Aku pernah menginap di rumah Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi wa Sallam-. Aku membawakan air wudhu dan keperluan beliau. Beliau berkata, ‘Mintalah sesuatu.’ Aku menjawab, ‘Aku ingin menjadi orang yang menemanimu di Surga.’ ‘Atau ada permintaan lain?’ Tanya beliau. ‘Itu saja.’ Jawabku. Beliau -Shalallahu ‘alaihi wa Sallam- bersabda:
“Bantulah aku untuk memenuhi keinginanmu itu dengan memperbanyak sujud..” (HR. Muslim)

4.    Shalat sunnah adalah amalan sunnah lahiriyah yang paling utama setelah jihad dan ilmu, baik mempelajari maupun mengajarkannya.
Berdasarkan hadits Tsauban -Radhiyallahu ‘anhu- bahwa Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi wa Sallam- bersabda:
“Istiqamahlah kalian, dan kalian tidak akan pernah sempurna. Ketahuilah, sebaik-baik amalan kalian adalah shalat. Tidak ada yang selalu menjaga wudhu selain orang beriman.” (HR. Ibnu Majah dan Imam Ahmad)

5.    Shalat sunnah di rumah akan membawa keberkahan.
Berdasarkan hadits Jabir bin Abdillah -Radhiyallahu ‘anhu- bahwa Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi wa Sallam- bersabda:
“Apabila salah seorang di antaramu usai shalat di masjid, hendaknya ia menyisakan shalat untuk dikerjakan di rumahnya. Karena Allah menjadikan kebaikan di rumahnya dengan shalatnya tersebut.” (HR. Muslim)
Juga berdasarkan hadits marfu’ dari Zaid bin Tsabit -Radhiyallahu ‘anhu- yang berbunyi:
“Wahai manusia, shalatlah kalian di rumah kalian, karena seutama-utama shalat seseorang adalah di rumahnya kecuali shalat wajib.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam lafazh hadits Muslim:
“Hendaklah kalian mengerjakan shalat di rumah kalian, karena sebaik-baik shalat bagi seseorang adalah di rumahnya, kecuali shalat wajib.” (HR. Muslim)
Juga berdasarkan hadits Ibnu Umar -Radhiyallahu ‘Anhuma- dari Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi wa Sallam-, beliau bersabda:
“Jadikanlah sebagian dari shalat kalian untuk dilakukan di rumah kalian, dan jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

6.    Shalat sunnah dapat membuahkan kecintaan Allah kepada seorang hamba.
Berdasarkan hadits Abu Hurairah -Radhiyallahu ‘anhu- bahwa Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi wa Sallam- bersabda, Allah Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan peperangan kepadanya. Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan yang lebih Aku sukai daripada amalan yang telah Aku wajibkan atasnya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah, hingga Aku mencintainya. Bila Aku telah mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, menjadi penglihatannya yang dengannya ia melihat, menjadi tangannya yang dengannya ia memukul, dan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan. Bila ia meminta, pasti akan Aku berikan. Bila ia meminta perlindungan, pasti Aku beri perlindungan. Tidak pernah Aku merasa bimbang sebagaimana ketika Aku mencabut nyawa seorang mukmin yang tidak menyukai kematian, sementara Aku tidak ingin menyakitinya.” (HR. Al-Bukhari)
Secara tekstual hadits di atas, kecintaan Allah kepada seorang hamba akan muncul bila seorang hamba istiqamah mengerjakan kewajibannya dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada-Nya melalui ibadah-ibadah sunnah setelah melak­sanakan yang wajib, baik berupa shalat, puasa, zakat, haji atau ibadah lainnya.

7.    Meningkatkan rasa syukur seorang hamba kepada Allah -’Azza wa Jalla-.
Berdasarkan hadits Aisyah -Radhiyallahu ‘Anha- bahwa Nabi -Shalallahu ‘alaihi wa Sallam- biasa melakukan shalat malam hingga telapak kaki beliau bengkak. Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, kenapa engkau lakukan itu, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang terdahulu maupun yang akan datang?” Beliau menjawab, “Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang banyak bersyukur?” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Al-Mughirah bin Syu’bah -Radhiyallahu ‘anhu- juga meriwayatkan bahwa ia bercerita, Rasulullah biasa melakukan shalat malam hingga kedua telapak kakinya bengkak-bengkak. Ada orang bertanya, “Bukankah Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang terdahulu maupun yang akan datang?” Beliau menjawab, “Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang banyak bersyukur?”
(Dikutip dari buku Himpunan Dan Tata Cara Shalat Sunnah Sesuai Tuntunan Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi wa Sallam- karya Dr. Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani. Diterbitkan olehPustaka At-Tibyan – Solo)

Rabu, 17 Agustus 2011

Catatan H17: Yang Tak Terduga

Kata-kata yang sudah terketik di kepala pagi hari tanggal 17 Ramadan/17 Agustus belum sempat terketikkan di MP, hanya baris pendek saja kulayangkan di FB dan Twitter, serta status di YM ^^. Nyatanya, kita ngga tau apa yang bisa terjadi waktu berikutnya, yang mengedit deretan kata di dalam sisi memori, digantikan tema baru.

17 Agustus,, yup! Hari kemerdekaan kita! Bagiku sejak SMP, hari ini juga menandai bertambahnya usia sahabatku, Rani, dimana kami biasa menghabiskan hari 17an bersama di masa SMP dan SMA. 

Di Nagoya, "Kakak"nya Zahra, Kakak Fira, juga ulang tahun tanggal 17, sehingga selalu hadir kue ulang tahun di acara 17an-nya PPI Nagoya -- hingga tahun lalu.

17 Agustus kali ini sangat special karena bertepatan dengan 17 Ramadan. Apanya yang special?? Sangat special.. karena 17 Ramadan 7 tahun yang lalu, aku sedang berjuang melahirkan Zahra.. perjuangan di bulan suci, yang terasa sekali pertolongan dari Allah.. yang terasa sekali kasih sayang dan support dari keluarga dan para sahabat.. special karena saat itu aku berjuang tidak sendirian, selain keluarga, banyak teman-teman yang turut menunggu di rumah sakit..
 
‎17 Ramadan 7 tahun lalu, Allah menyelamatkan bayi kecil dengan detak jantung tak normal yang mau lahir ke dunia, karenanya kami beri nama Anjainah, yang diselamatkan oleh Allah, dan semoga selalu diselamatkan oleh Allah, di dunia dan di akhirat, aminnn, Terimakasih ya Allah bayi kecil suci ini lahir dan tumbuh dengan normal, sehat, dan cerdas.. kami berharap rasa syukur selalu mengisi hati kami dan anak kami, karenanya kami beri nama Syakira, Syukur, bukan hanya bersyukur di lidah, tapi bersyukur secara keseluruhan, memanfaatkan tubuh dan raga ini dengan optimal, digunakan untuk menimba ilmu dan mendekatkan diri dengan sang Khalik, dan memberikan manfaat dan sesama dan bagi alam, aminnn.. Bayi mungil putih nan cantik, yang memberikan kebahagiaan, kami berikan nama Zahra, seperti Nabi memberikan nama Az-Zahra pada putrinya Fatimah.. semoga tumbuh sholeh, aminnn..

Tak ada perayaan khusus.. hanya ada cerita dan canda,, dan permintaan Zahra supaya Mamahnya ngga galak, he he he.. Pagi ini ikut saur, katanya ingin puasa sampe magrib hari ini. Baca Iqro, lalu cerita lagi sambil tiduran.. yang ternyata Zahra ngga bisa tidur. Mungkin terlalu bersemangat ingin jalan-jalan sama Kak Aya, Deeja, Ua Shanti dan Pak Imam ke aquarum di Gifu hari ini.  Mamahnya harus ke kampus menyelesaikan salah satu analisis untuk dikirim hari ini, dan ayahnya ada jadwal kerja hingga malam.. Akira tetap ke hoikuen seperti biasanya..

Jam setengah 11, aku mengantar Zahra ke rumah Ua Shanti.. lalu jemput bada magrib di rumah Pak Imam.
Alhamdulillah berhasil puasa hingga magrib! sempat minum 1 kali pas siang.. aku memang bisa kalau sudah lewat jam 12, boleh minum.. tapi katanya minumnya hanya 1 kali saja 
Zahra langsung ngasih liat foto-foto yang Zahra ambil di aquarium Toto, banyak ikan-ikan besar!
(Foto: Pak Imam)

Lalu pembicaraan beralih ke Hamster baru Deeja, oleh-oleh dari Pak Imam ^^. Setelah itu kembali bermain bersama Aya, Deeja, Akira. Akira terpesona sekali dengan hamsternya!

Selesai makan, pass banget hendak latian nari, terdengar tangisan Zahra, aku tak berpikir yang aneh, yah mungkin jatuh atau kejedug, yang "biasa" bagi anak-anak. Aku mulai agak panik waktu Mba Puji berseru "berdarah!!"
Tanganku mencoba tenang dengan hati yang panik melihat darah mengalir deras dari matanya. Aku segera mengambil Zahra di tangan kiriku, dan meraih tisu yang disodorkan, untuk membersihkan aliran darahnya. Lalu aku meminta kain pada Miki-san, serta minta tisu yang dibasahkan. Legaaa saat mengetahui mata Zahra baik-baik saja. Sumber lukanya ada di dahi persis di atas hidung di tengah-tengah kedua mata. Dahinya terobek, dengan luka cukup dalam, ngga tega rasanya melihatnya, aku membiarkan Zahra menangis, dan menempelkan kain di dahinya agar lukanya berhenti.
Pak Imam langsung mengajak ke RS untuk diperiksa lebih lanjut, karena mungkin perlu dijahit, sembari juga meyakinkan tidak adanya hal lainnya. Teh Shanti dan Mba Puji juga ikut menemani, Akira juga tentunya. Sedang Aya Deeja menunggu bersama Miki-san.

"Zahra pasti sakit banget ya.. tapi coba yang tenang ya.. kl nangisnya keras tenaganya nanti habis.."
Perlahan Zahra mencoba lebih rileks, berhenti menangis, dan mencoba mengatur nafasnya.

RS terdekat dari rumah Pak Imam rupanya tidak ada dokter jaga yang bertugas, sehingga mereka menyarankan ke emergensi center. Namun emergensi center terdekat rupanya cukup jauh, sehingga kami memutuskan untuk ke Red Cross Hospital - Yagoto Nisseki, yang beroperasi 24 jam. RS ini tempat opname Zahra dan Akira, dan terkadang kami juga ke emergensinya. RS ini juga langganan Teh Shanti, yang sudah mengerti seluk beluknya.

Beruntung sekali emergensi disini sigap dan kartu asuransi bisa disusulkan. Ayah datang menyusul sepulang kerja, dengan membawa kartu RS serta kartu asuransi. Tak lama, nomor kami, 146 dipanggil masuk. Kami masuk bersama Pak Imam, yang sangat fasih berbahasa Jepang. Dokternya laki-laki. Pertama dokternya memeriksa lukanya, agak dibuka (yang membuatku miris). "Dalam ya lukanya"


Pak Imam lalu menjelaskan apa yang terjadi, kebetulan beliau menyaksikan langsung apa yang terjadi. Zahra loncat ke depan sofa, dari belakang sofa, tampaknya bermasuk mau duduk. Hanya saja loncatnya kebablasan dan meluncur, kepalanya persis kejedug pinggiran meja, dimana mejanya adalah meja kaca. Melihat proses kejedugnya, Pak Imam langsung menduga bisa berdarah, dan ternyata betul. hanya saja lukanya lebih dalam dari yang diduga.

Dokter lalu memeriksa otot semua bagian tubuhnya, di "moshi-moshi" apa itu ya, didengar pake alat dokter itu. ko tiba2 lupa namanya ya. Lalu dicek apakah kaki kanan dan kiri bisa gerak, jari-jari kaki bisa gerak, pergelangan kaki bisa gerak, demikian juga untuk tangan. kepala diputar. mata dicek. bagian dalam mulut dan rahang. Alhamdulillah semua baik.
Dokter itu lalu memanggil rekan dokternya, perempuan, untuk pendapat kedua. Dokter perempuan ini melihat luka Zahra dengan senter, dan juga merasa lukanya agak dalam, dan khawatir jika ada luka di dalamnya. Akhirnya mereka memutuskan untuk CT ^^
Beginilah RS di negara maju yang penuh fasilitas. Semua serba dicek, sehingga dokter bisa yakin dengan tindakan yang perlu diambil. 

Tidak sampe 1 jam setelah CT, kami dipanggil kembali. Hasil CT sudah keluar, dan kami diperlihatkan 3D kepala Zahra. Lobang lukanya hingga ke tulang tengkoraknya. Tampak sedikit retakan tipis di tulangnya, yang bisa jadi retakan bisa jadi juga sambungan tulang. kata dokter akan sembuh sendiri, apalagi anak kecil lebih cepat sembuhnya. Semula dokternya mempertimbangkan untuk menjait lukanya, namun karena beliau bukan spesialis bedah, beliau menyarankan untuk kembali lagi ke RS bertemu dengan dokter bedah spesialis kulit (semacam dokter kecantikan), pertimbangannya karena Zahra perempuan, dan tentunya tangan ahli bisa lebih indah menjaitnya. Sembari juga melihat apakah lukanya bisa menutup sendiri. Setelah diobati lukanya dengan sejenis betadine (3 kali), dokternya menempelkan plester ke lukanya, sembari ditekan lobang lukanya agar menutup. Ngga sekali jadi, pertama dicoba gagal, lalu dokter itu meminta bantuan rekannya.

Dokternya juga bercerita kalau sempat bertemu Zahra waktu bulan April lalu Zahra diopname, beliau masih inget ZAhra sakit kaki kiri kanan saat itu. Memang pernah beberapa kali ada rombongan dokter laki yang mencek Zahra, tapi aku ngga ingat wajah2nya. Zahra rupanya masih ingat. Saat itu dokternya datang pas lagi sama ayah katanya. Malam ini, Zahra dikasih obat untuk mencegah bakteri, 3 kali sehari untuk 3 hari. 

Semua pemeriksaan dan obat gratis, alhamdulillah.

Moga-moga cepat sembuh ya Nak!
Jangan ada luka lagi ^^ amiiinnnnn

Alhamdulillah malam ini Zahra diselamatkan oleh Allah, dan diberikan kesabaran. Pasca CT sudah bisa bicara dan bercanda lagi. dan sudah bisa jalan lagi. Malam ini juga tidurnya nyenyak.

Semoga sehat, genki ippai seterusnya ya! amiinnn

 Terimakasih banyak untuk Pak Imam, Teh Shanti, Mba Puji, Miki San, Aya, Deeja, Ayah, dan Akira untuk hari ini, o sewa ni narimashita  

ps. Akira baik bangett semalaman ini!

(Zahra, minggu 21 Agustus, di jalan menuju mesjid)

Senin, 15 Agustus 2011

Catatan H14: Pelangi Ramadan

Minggu 14 Ramadan ada pengajian dan buka bersama KMI/UMIN. Acaranya berlangsung lama sebenarnya, dari jam 10 hingga buka bersama.
Karena pagi masih ngurus persiapan konsumsi, siang jemput konsumsi, baru tiba di lokasi sekitar pukul 3. Saat masuk ruangan, Bapak-Bapak sedang sholat ashar berjamaah, di pojok sudha ditata lokasi untuk Kid Corner, yang kami buat atas kerjasama TQN-Bidmus dengan Bhinneka, untuk mengisi kegiatan anak-anak dengan kegiatan 

Zahra sudah duduk di area kid corner, karena semalam menginap di rumah Ne-chan, ikut sahur katanya, dan masih puasa, alhamdulillah :)

Pasca sholat ashar, Bapak2/para ikhwan duduk di sisi kanan, lalu dengan pembatas duduk di sisi kirinya ibu2/para akhwat, dan di sisi paling kiri tim konsumsi sigap dengan persiapan berbuka, di belakang ada kid corner, dimana aku dan anak-anak berada. Sembari mendengar ceramah dari Pa Ustzah Abas Mansur mengenai manajemen rumah tangga bahagia, aku mengajak anak-anak berkreasi.

Kid corner sore ini:
# Ide "just on time" dari Rini, Ibu Bidmus, adalah membuat prakarya yang akan ditempel di spanduk. Spanduknya berupa kertas poster besar. Prakarya bisa berupa origami maupun gambar. Pendamping kegiatan ini ada Mba Ulfah, Mba Vivi, Mba Novi, juga Teh Shanti, Mba Via dan Mba Nunung. 
Alhamdulillah anak-anak semua turut aktif berkreasi. Beberapa anak yang semula sibuk sendiri, maupun yang tadinya malu-malu, lambat laun bisa juga turut larut berkarya. 
Geng "beruburedo" pasca bikin prakarya dan puas sudah menempel hasilnya di spanduk, kembali ke beruburedo nya :) 
Anak-anak perempuan diseling dengan aktifitas mewarnai, menulis huruf hijaiyah, menyambung angka, dan mencari jalan di permainan maze. 
Pukul 5, secara bergantian anak-anak membaca Iqro. Beberapa juga mengambil inisiatif antri mau baca iqro, beberapa anak lain juga memilih baca iqro dengan ibu masing-masing :)
Pukul 6, semua prakarya selesai ditempelkan di spanduk, yang sambung menyambung menjadi 3 lembar, ditambah 1 lembar lagi, jadi total 4 lembar poster. Ceria, kreatif dan warna-warni sekali hasil karya anak-anak, Kami yang memikirkan judul, semula berpikir "Warna-warni Ramadan", lalu berakhir di "Pelangi Ramadan", didukung adanya gambar pelangi warna-warni karya salah satu anak :) 

Ini dia hasilnya:
(gambar close up pelangi ramadan, courtesy Mba Novi Irwan)

Selesai pasang spanduk, anak-anak berkerumun mendengar cerita dari Nunung Sensei :)

Tak terasa tiba waktu berbuka, anak-anak ceria semua :) semangat makan sop buah blewah. Lalu ikut sholat magrib berjamaah, dan kemudian makan soto ayam bandung. Alhamdulillah kegiatan hari ini berlangsung lancar, dan anak-anak tertib  Terimakasih semuanya.

Alhamdulillah hari ini adalah pertama kalinya Zahra berpuasa penuh mulai saur hingga margib. *Terimakasih Ne-chan, Bunda Via dan Yanda Ade*

Soto Ayam Bandung 
(aku kebagian bikin kuah/ayam soto bandung, plus telur rebus, seledri, lemon, dan nasi)

(Foto bersama Bapak-Bapak, foto: Bang Iru)
(Foto bersama Ibu dan Anak, foto: Bang Iru)

Catatan H16: Koran by Heart

Dini hari ini diawali dengan membaca artikel dari PPA Fahima, mengenai Tinjauan Syar`i terhadap puasa anak dan amalan utama yang perlu ditanamkan (ada di bagian bawah). Ternyata.. ibadah yang paling utama bagi anak di bulan Ramadan itu bukanlah puasa, melainkan belajar Al-Quran, karena Al-Quran inilah yang akan menjadi pedoman paling dasar.. 

Lalu akhirnya aku berhasil menemukan video "Koran by Heart", yang waktu aku mencoba buka minggu lalu tak nyambung linknya, moga-moga link ini masih bisa jalan. Kalau engga bisa, bisa coba masuk ke http://www.vimeo.com/ lalu search Koran by Heart, bener-bener tontonan wajib deh!!
ps. di youtube ada yang bilang sudah dihapus karena konflik hak cipta.

Dibuat oleh Greg Barker, warga US non-muslim yang telah mengunjungi lebih dari 50 negara di 6 benua, beliau mempunyai minat dan apresiasi tinggi mengenai budaya international, dan mempunyai misi untuk membuka jendela dunia, dalam perspertifnya sebagai warga US. Beliau menyoroti perjalanan kompetisi international para penghafal Quran di Mesir pada Ramadan 2010. Peserta berusia 7 hingga awal 20 tahun, dengan rata-rata usia remaja. 3 tokoh utama yang diambil di film ini berusia 10 tahun, (1) Saidov Nabiollah dari Tajikistan, (2) Rifdha Rasyid dari Maldives, dan (3) Djamil dari Senegal. Latar belakang keluarga, tantangan kehidupan beragama di negaranya, serta berbagi issue hangat seuptar islam dikemas di film ini. Bukan hanya dari pakar muslim, seorang pakar non-muslim di reciting quran, Kristina Nelson, juga memberikan komentarnya. Film ini terasa sekali nuansa islam, sekaligus nuansa netralnya, mengharukan, dan menggetarkan saat mendengar lantunan indah ayat-ayat Quran dari anak-anak.

Lomba ini juga pastinya sangat menantang anak-anak, dan mungkin tidak mengeluarkan potensi yang sebenarnya dari setiap anak. Waktu 3 hari bukan hanya siang, tetapi juga ada sesi malam, bisa dibayangkan anak yang kebagian di sesi malam, di tengah ngantuk dan grogi :) Tetapi Rifdha mampu melewatinya! Bukan hanya yang menang, tetapi juga yang "kalah" ditayangkan dengan indah di video ini. Walau kalah point yang disebabkan berbagai hal, tetapi semangat menghafal dan memahami ayat Quran selalu berkorbar.

A must watch documenter film, really.

Link terkait:



Tinjauan Syar`i terhadap Puasa Anak & Amalan Utama yang Perlu Ditanamkan 
- tim PPA Fahima -

Landasan Syar’i

Puasa bagi anak-anak pada dasarnya tidak wajib, meski demikian mengajari mereka sejak dini agar terbiasa berpuasa merupakan perbuatan sunnah Nabi saw dan para salaf shalih sepanjang mereka mampu menjalankannya. Rasulullah saw bersabda:”
Dari Rubayyi binti Muawidz berkata:” Di pagi Asyura’ Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengirim utusan ke kampung-kampung Anshar :” Siapa yang pagi ini dalam keadaan puasa maka sempurnakanlah puasanya, dan barangsiapa yang pagi ini dalam keadaan tidak berpuasa, maka berpuasalah pada sisa hari ini. Dan kamipun melakukan puasa Asyura’. Sebagaimana kami menyuruh puasa anak-anak kecil kami, dan kami beserta putra-putra kami berangkat ke masjid dengan menjadikan mainan dari kapas buat mereka, jika ada salah seorang dari mereka menangis minta makanan, kami berikan mainan itu kepadanya sampai masuk waktu berbuka” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa melatih anak dalam berpuasa merupakan anjuran syara` yang tidak terbantah. Hadits tersebut di atas dalam konteks puasa sunnah yaitu puasa Asyura`, bagaimana dengan puasa wajib seperti Ramadhan? Tentu Ramadhan memiliki tempat tersendiri bagi Rasulullah saw dan salaf saleh. Bila dalam puasa sunnah Rasulullah saw membenarkan adanya latihan puasa bagi anak-anak maka dalam puasa wajib tentu lebih prioritas. Itulah yang disebut dengan qiyas aulawi ( analogi prioritas).
Imam al-Bukhari memandang bahwa belajar puasa bagi anak yang belum baligh sudah mentradisi di kalangan penduduk Madinah dan ini merupakan dalil syara` tersendiri. Karenanya dengan sengaja beliau meletakkan judul pada pasal puasa “ bab puasa bagi anak-anak” . Dalam khazanah fiqih Islam kita dapatkan bahwa mayoritas ulama memandang pentingnya pemberlakuan puasa bagi anak yang belum baligh meski tidak berstatus wajib, bahkan sebagian mereka seperti Ibnu Sirin, az-Zuhri, as-Syafii memandang sunnah dalam pembelajaran tersebut dengan catatan hal tersebut mampu dilakukannya secara normal, bahkan Ibnu Majisyun al-Maliki memandang agak berbeda dari para ulama Maliki yang lain, bahwa anak yang telah mampu berpuasa maka puasa baginya adalah keharusan dan jika meninggalkannya tanpa udzur maka harus membayarnya ( qadha). 

Sikap Para Salaf Shalih Tentang Puasa Bagi Anak-Anak Mereka

Perhatian khusus para salaf dalam masalah pembelajaran puasa bagi anak-anak tercermin pada keseharian mereka bersama keluarga anak dan istri dalam menjalankan puasa di bulan Ramadhan. Abu Dawud at-Tayalisi mengutip bahwa Abdullah bin Umar setiap kali akan berbuka selalu mengumpulkan istri dan anak-anaknya untuk berdoa bersama. 

Bahkan untuk memberi pendidikan yang menyeluruh dalam aspek ibadah kepada anak para salaf juga mengajak anak-anak mereka untuk mengikuti i`tikaf sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Dalam pandangan ulama sebagaimana di kutip dari al-Kasani bahwa i`tikaf atau puasa sunnah anak-anak yang belum akil baligh dianggap sah karena ibadah tersebut tidak mensyaratkan batasan baligh dalam menjalankannya.

Usia Anak Untuk Memulai Berpuasa
Jika dilihat dari pengertian bahasa bahwa kalimat “ shibyan”-yang digunakan untuk mengungkapkan fase anak memulai puasa- berasal dari kata shabiyyu bentuk jamaknya shibyan yang berarti yang masih kecil sebelum akil baligh terkadang digunakan untuk menyatakan anak yang belum disapih, namun Majma’ lughah lebih memilih makna as-shabiyyu adalah (an-Nasyi’ alladhi yudarrab alal mihnah wal ihtidza’) anak yang sudah mulai siap dilatih dengan pekerjaan dan tugas. Definisi ini memberikan pengertian kesiapan menerima tugas dan kesiapan dilatih untuk sebuah pekerjaan.
Para ulama dalam memandang usia anak layak puasa bervariasi. Ada yang berpendapat bahwa mulai tujuh dan sepuluh tahun hal itu dianalogikan dengan shalat, Imam Ishaq bin Rahuyah memandang usia anak layak puasa sejak usia dua belas tahun. Berbeda dengan Imam Ahmad yang memandang usia layak dilatih puasa bagi anak sejak sepuluh tahun.
Dari aspek bahasa, penggunaan kalimat as-shibyan selalu dipakai untuk menyatakan anak yang masih kecil belum akil baligh atau anak yang sudah mulai akil baligh dan sudah siap menerima tugas-tugas kehidupan. Hal itu sesuai pengertian yang dikemukakan oleh majma’ lughah. Isyarat lain yang dikemukakan para ulama yang memberikan kontribusi pendapat dalam aspek ini pada bab-bab fiqih selalu mengaitkan dengan qoblal bulugh (akil baligh). Dengan demikian batasan usia anak layak berpuasa tidak dapat ditentukan dengan nominal angka usia melainkan fase perkembangan usia anak. Dan bila kita mengacu pendapat majma’ lughah yang memberikan dua ciri sebagaimana di atas dan kita kembalikan kepada paradigma pendidikan yang berlaku maka ciri-ciri tersebut sudah ada pada anak usia SD, dengan demikian usia layak puasa bagi anak adalah tingkatan sekolah dasar yang dimulai dari usia enam tahun ke atas.

 Memprioritaskan Program Baca Dan Tahfidz Al-Quran Bagi Anak Dalam Bulan Ramadhan

Kegiatan baca dan tahfidz Al-Quran bagi anak sangat dianjurkan dalam bulan Ramadhan, tentu disamping kegiatan-kegiatan yang lain. Kenapa Al-Quran yang menjadi prioritas utama bagi anak-anak kita bukan yang lain?.
1. Pelajaran pertama
Sebelum pikiran dan hati anak-anak kita diwarnai oleh berbagai pemikiran dan bentuk kemaksiatan maka seharusnya hati mereka dipenuhi oleh Al-Quran terlebih dahulu agar tidak tersisa dalam hati mereka ruang untuk warna dan berbagai hal lain yang dapat mengotori hati mereka. Karena Al-Quran adalah kalamullah yang merupakan sumber agama Islam dan pedoman hidup kaum muslimin.
Imam Suyuthi berkata:” Mengajarkan Al-Quran kepada anak merupakan pekerjaan yang fundamental dalam Islam sehingga mereka dapat tumbuh dalam kefithrahan, dapat menyerap hikmah sebelum hawa nafsu mendominasinya dengan berbagai bentuk kemaksiatan dan kesesatan”
Hal yang sama dikatakan Ibnu Sina:” Ketika sang anak telah mulai siap menerima instruksi dan memahami apa yang mereka dengar saat itulah mulai belajar al-Quran”
2. Syiar agama
Mengajarkan Al-Quran kepada anak dipandang sebagai syiar agama Islam yang harus dilestarikan. Ibnu Khaldun berkata:” orang tua yang mengajarkan Al-Quran kepada anak-anaknya merupakan syiar agama yang dipelihara oleh ahli agama, mereka berkeliling ke berbagai wilayah karenanya, karena Al-Quran mampu memikat hati sehingga dapat mengokohkan keimanan dan aqidah, sehingga pengajaran Al-Quran menjadi inti bagi seluruh pelajaran lain”.
3. Bulan Ramadhan bulan Al-Quran.
Salah satu nama bulan Ramadhan adalah bulan Al-Quran karena di dalamnya Al-Quran diturunkan dan membacanya dilipatkan pahala. Sebagai bulan yang penuh berkah tentu terlalu mahal kalau ia harus berlalu begitu saja, karena itu memprioritaskan amalan berkenaan dengan Al-Quran menjadi sangat beralasan. 

Sumber : http://alhikmah.ac.id/2011/pedoman-orang-tua-tentang-puasa-bagi-anak-anak/

Sabtu, 13 Agustus 2011

Catatan H6; Belajar dari sebuah festival

Musim panas di Jepang khas dengan semaraknya festival kembang api di berbagai tempat, yang disebut Hanabi. Tahun ini, kami tidak bisa datang ke Hanabi di Nagoya-ko seperti tahun tahun sebelumnya, dan untuk pertama kalinya kami mencoba datang ke Hanabi di Toyota pada 31 Juli, lalu karena anak-anak belum puas, kami datang ke Hanabi Okazaki pada 6 Agustus lalu.
Toyota maupun Okazaki merupakan salah satu kembang api besar di daerah Aichi, Toyota melemparkan 16ribu kembang api, sedangkan di Okazaki dilepas 20ribu kembang, Bandingkan dengan Hanabi di Nagoya-ko yang "hanya" 3000. Di Okazaki ini, kembang api dilepas dari 3-4 sumber: 1 dari perahu lampion di tengah sungai Yahagi, 1 dari sisi sungai, 1 (kayanya) juga dari perahu di tengah sungai, dan 1 lagi di sisi sungai akan lebih ke darat. Hanabi dilepas dari pancaran di atas perahu, hingga yang tinggi menjulang ke atas.

Semula kami membayangkan bahwa jumlah orang yang berlipat dari yang datang ke Nagoya ko pastinya membuat lebih sumpek dan macet, tapi ternyata, yang di Okazaki walaupun rame sekali, tapi bisa tetap lancar dan mengalir.


Di Okazaki, kebanyakan orang akan menggelar tikar di sepanjang pesisir sungai Yahagi. Spot terbaik bisa juga melihat Okazaki castle, namun di situ tampaknya perlu reservasi khusus ^^. Berbagai stand makanan hadir di sepanjang jalan, dann yang paling khas lagi saat festival kembang apai: orang-orang yang memakai Yukata maupun Jinbei, benar-benar suatu masa dimana terasa sekali Jepangnya!
Kali ini melihat arus orang, dan jumlah orang yang duduk di sepanjang sisi sungai mengingatkanku akan hari lebaran! mungkin karena begitu banyaknya orang, dan juga karena bersamaan dengan bulan puasa.

Aku mencatat beberapa hal malam ini:

 Ketertiban.
Begitu banyak orang, sepanjang mata memandang, namu semua tertib, tidak ada desak-desakan. Selesai Hanabi, pak polisi yang jumlahnya banyak banget itu sigap bertugas, dan mengatur lalu lintas para pejalan kaki dari dua arah. 

Kebersihan.
Tidak ada koran-koran bekas alas yang tertinggal, hampir tidak ada sampah yang tertinggal di rerumputan maupun di jalan. Di salah satu sisi jalan, tersedia alokasi untuk sampah super besar, dimana orang-orang akan membuang sampah yang sudah ditenteng dalam plastik.

Tidak terlihat sama sekali orang yang merokok dan tidak tercium bau rokok, setidaknya di tempat kami duduk dan jalan. Biasanya ada tempat khusus untuk rokok, namun kali ini aku tidak tau dimana. 

 Pelestarian lingkungan
Sungai Yahagi merupakan 1 dari ribuan sungai di Jepang, dan semuanya meliki ciri yang serupa: lebar, indah, dengan sisi yang diperlihara baik dan luas, dan air sungai yang tampak tak tercemari. indah nan sejuk sekalii!!

 Toilet dadakan yang bersih dan tak berbau
Kebetulan kami duduk di dekat toilet, yang dibuat dari kotak 1x1 meter layaknya toilet2 dadakan lainnya. Kotak toilet berjejer banyak sekali! Hebatnya, tak berbau! dan bersih. Seengganya hingga hanabi selesai, pukul 9. Sistem fush dibuat hemat air dengan klep. Tersedia tisu toilet (dan mungkin ada yang mengeceknya, karena aku ngga melihat stok tosu toilet di dalamnya). Toilet ini sering kali menjadi hal yang diabaikan, padahal sangat penting sekali keberadaannya, dan kebersihannya!

 Hormat menghormati
Engga ada (atau sangat jarang) ada yang tiba2 mengambil posisi menghalangi, semua tampaknya berusaha menikmati posisi menonton hanabi dari tempat masing, sembari memikirkan ornag yang duduk di belakang dan samping kiri kanan agar bisa sama2 nonton dengan nyaman

 Kebutuhan akan hiburan dan Taraf hidup yang maju 
(ya iyalah, Jepang! hehe)... Heran ngga sih, melihat begituuu banyak orang berbondong-bondong di tengah udara yang panas, rela2 memakai yukata/jinbei, datang lebih cepat untuk mendapat posisi duduk yang enak, lalu duduk menonton hanabi hehe.. yah mungkin ada orang-orang yang heran, dan pastinya banyak juga yang ingin berada disitu, be one this thousand of people.. *seperti kami hehe*
Hal ini menandakan memang perlunya orang akan hiburan.
Sehari-hari berada dalam kotak rumah yang kecil, setiap hari masuk kotak berikutnya, baik mobil maupun bis atau chikatetsu untuk masuk ke kotak berikutnya lagi yaitu sekolah atau kantor, memang membuat jenuh ^^. berada di alam lepas, duduk santai membuat badan menjadi rileks (note. bagi yang suka). Memandang hanabi memiliki rasa takjub, dan keindahannya bisa membuat hati turut senang ^^.

 Kreatifitas dan Variasi teknologi
Yang aku heran lagi, banyaknya dan bervariasinya desain hanabi!!! berarti memang ada orang yang khusus ngutak atik hanabi ini!!! hehe.. mungkin menjadi tantangan tersendiri ya^^.
dan sepanjang nonton aku masih berpikir bagaimana hanabi ini dibuat. Pastilah fisikanya cukup rumit, dan memerlukan perhitungan yang matang untuk sudut tembak, dan lama waktu dari mulai dilepas hingga meledak.

 Ajang promo wisata daerah
Ini, mas Endra yang komen, atas pertanyaan aku: dana-nya gimana ya??? Selain memang aku dengar banyaknya perusahaan yang mensponsori hanabi, hanabi juga bisa menjadi cara jitu untuk promo wisata daerahnya.

 Ajang pelestarian budaya
Ya! karena saat ini banyak sekali orang (termasuk orang asing) yang akan memakai baju tradisional Jepang!

Eco
Jepang terkenal negara yang benar-benar berupaya Environmental Friendly, tapi kalau diperhatikan bekas ledakan hanabi, akan menyisakan kepulan abu yang cukup tebal.. yang ini, aku masih belum dapet jawabannya ^^. pabrik sampah aja ngga menyisakan dioksin ke udara, mungkin hanabi juga?? atau sedang on going menuju itu?? ^^.


Catatan H12: Ibu diatas kursi

Jumat tgl 12, kami ke mesjid, dua parkiran pukul 18:30 kali ini sudha terisi penuh sehingga kami harus mencari parkir yang agak jauh, Tiba di mesjid sudah masuk magrib. Baru kali ini ke mesjid hari jumat, dan ternyata cukup banyak orang juga. Para jemaah muslimah sudah duduk dengan lingkaran besar mengelilingi tikar biru. Kali ini, ada seorang nenek yang duduk di atas kursi, mungkin dari tumur tengah. Raut wajahnya ramah dan penuh senyum. Pasca sholat magrib, langsung mempersilakan anak-anakku (yang belum sempat makan sebelum sholat) untuk makan, juga menawarkan pizza, mungkin beliau yang bawa (?).

Menjelang menu utama buka datang, duduk di samping sang Nenek muslimah dari pakistan yang hari minggu lalu duduk di sampingku.
"Your mother?" tanyaku,
"My Grandmother." she replied, smiling.
Waw! masih kuat sekaliii!!!
Kami sedikit berbincang, dan teman Pakistan akan menerjemahkannya ke Neneknya.

Figur ramahnya, dan keramahannya dalam keterbatasan bahasa mengingatkanku pada Mamah. Mamah pernah berkata ingin cukup umur hingga suatu hari kelak, kalau-kalau Zahra sekolah di luar negeri, Mamah ingin datang berkunjung dan datang di wisuda Zahra. Mungkin rentangnya akan seperti suster Pakistan ini dengan Neneknya.

Kalau ada usia, Ya Allah, izinkanlah rejeki sehat, finansial dan kesempatan, amiiiinnn yra.

Catatan H-13: Taraweh Pertama Akira

Sore hari ini alhamdulillah semua sehat dan kami bisa ikutan buka bersama di rumah Mba Via, di kawasan Nakamura indah permai, dekat mesjid Nagoya. Inilah indahnya rumah dekat mesjid, habis buka, bisa jalan kaki ke mesjid sholat taraweh, berasa di Indonesia ^^. Habis buka, pake mukena/sarung sambil nenteng sajadah ke mesjid ^^.

Kebanyakan anak-anak memilihi bermain di rumah Nechan-Daffa-Akira, namun Akira milih ikut ayahnya "Akira nanti ikut sholat yang baik sama ayah ya!" pesanku. "Un!" ujar Akira, entah ngerti atau engga ^^.

Pulang dari mesjid, kata ayahnya "Akira tadi ikut sholat sampe selesai"
Wahhh aku terharu, secara ini pertama kali Akira ikut sholat tawareh secara penuh, anteng di sebelah ayahnya ^^. 

Secara, biasanya sholat diseling main sama Tetehnya lah, kalau di mesjid bolak-balik sholat-main, apalagi di rumah, sholat sambil main lah, sambil naik-naik punggung lah, sambil gogoleran di atas sajadah mamah ayahnya lah hihi,, balita ^o^

Ternyata bisa bener-bener memegang pesan juga, Anak sholeh Mamah-Ayah! 

Kamis, 11 Agustus 2011

Catatan H11: Tragedi London

Malam yang tenang di bulan Ramadan tidak dialami di semua tempat. Timur tengah, masih "panas", dan sudah 5 hari ini terjadi kerusuhan di UK, hal yang tak pernah terpikirkan. Sama rasanya ketika membaca berita mengenai tragedi Norway beberapa waktu lalu.

Semalam, pulang taraweh di mesjid, 3 muslim ditabrak oleh what they call "riots", seem to be a terminilogy for them who get involved. (http://www.dailymail.co.uk/news/article-2024375/BIRMINGHAM-RIOTS-Tariq-Jahan-tells-thugs-killed-son-Haroon-2-friends.html),

Aku mencoba membayangkan pulang dari taraweh mesjid, beberapa warga berkerumun, mencoba bersiaga melindungi rumah-rumah mereka, menghindari terjadinya penjarahan. Magrib di belahan utara Eropa memang lebih lama daripada di Nagoya sini. Magrib sekitar 9:30, Isya sekitar 10:30, selesai sholat di mesjid sudah tengah malam.  Dan mungkin jauh dari bayangan, selesai sholat itu, kita akan mendapati anak kita mati, sebagai korban yang tidak jelas.

Reaski sang Ayah membuat kagum dengan kepasrahannya, dengan bijakannya, dalam naungan kesabaran yang mungkin dianugerahkan kepadanya secara berlipat ganda di bulan ini mengatakan; I`m a muslim. I believe in divine fate and destiny, and it was his destiny and his fate, and now he`s gone. And may Allah forgive him and bleass him. I lost my son. Blacks, Asians, Whites, we all live in the same community. Why do we have to kill one another??
 
Pembunuhan diganti pembunuhan baru memang tidak akan pernah memutus rantai balas dendam, hanya maaf yang bisa mematikan kemarahan...

Di balik peristiwa ini, perdana mentri bisa melihat sisi postif yang keluar dari masyarakat: gotong royong saling membantu membersihkan puing-puing. Memang banyak muda mudi yang khilaf terlibat kerusuhan, namun lebih banyak muda mudi yang dengan segala kesadaran berupaya menstabilkan keadaan, membantu dan mengibarkan pesan perdamaian dan hidup aman berdampingan dengan aneka kultur.

Semoga, semoga bisa tercipta dunia yang penuh kedamaian, amiinn...

Timeline kejadian:
Foto:
Video:

Minggu, 07 Agustus 2011

Catatan H7: Minggu malam di Mesjid Nagoya

Alhamdulillah sore ini kesampaian berbuka di mesjid Nagoya di hari minggu pertama bulan Ramadan. Setiap hari minggu, secara bergiliran ada negara yang menyumbangkan menu berbuka, dan minggu pertama biasanya dari Mesir/kawasan timur tengah.
Untuk cadangan dengan rasa lidah yang berbeda, aku menyiapkan spageti kilat untuk anak-anak.
Zahra hari ini puasa dari makan siang hingga magrib, karena baru bangun siang banget jam 10. Sore hari ke kampus ikut latihan nari ibu-ibu, main lari-lari sama adiknya, ya jelas kehausan ^o^ jadilah sempat minum dan makan agar-agar, lalu lanjut puasa kembali.

Tiba di mesjid, sudah berjejer duduk rapih 4 saf yang saling berhadapan, dengan baki berisi kurma dan buah-buahan di tengah 2 saf yang saling berhadapan, dengan beberapa botol air putih dan calpis. Dekat pintu duduk manis 4 mojang cantik dari Indonesia ^^, dan di pojok depan kiri sudah duduk seperti biasa sister dari Afrika.

Mata Zahra langsung tertuju ke Rana-chan, teman sekelasnya.
"Mamah!! ada Rana-chan!!" "Itu Mamahnya Rana-chan!" lanjutnya lagi. Rana-chan adalah teman sekelasnya dari Mesir, dan Ibunya rupanya yang menyiapkan menu berbuka hari ini.
Zahra dan Rana kedua nya tampak saling bertatapan dan mengirimkan senyum, sembari keduanya masih malu-malu. Zahra memilih tempat duduk dekat Rana-chan.
Walaupun sekelas, keduanya memang belum terlalu dekat. Kata Zahra, Rana -chan belum lancar bicara Bahasa Jepangnya. Sewaktu kondankai (kunjungan kelas), aku juga memperhatikan kalau Rana-chan beberapa kali dibantu guru pendamping. Saat jam istirahat pun terlihat teman main Zahra adalah teman-teman Jepang, dan sewaktu-waktu Zahra dan Rana saling menghampiri dan melempar senyum.
Zahra masih bingung berkomunikasi dengan Rana-chan  Aku juga agak bingung karena diajak bahasa Jepang pun Rana-chan hanya mengangguk, menggeleng, dan senyam senyum.

Lalu tampak Salsabilah dan Izzah chan masuk, manis dengan kerudungnya. Zahra tampak senang ada temannya! Beberapa kali suka menanyakan Izzah dan Salsabilah (kelas 3/4 dan 6), teman Indonesia yang juga satu sekolah dengan Zahra.

Tidak lama, adzan magrib berkumandang. 3 anak dari pakistan yang duduk sebelah kami tampak senang sekali. Anggur kecil tampak menjadi menu favorit anak-anak. Mungkin selang 10-15 menit, kami semua sholat magrib berjamaah. Zahra dan Akira kali ini pinter banget sholatnya, * ngga sambil main-main , he he *

Setelah sholat magrib, Zahra main sebentar dengan Izzah-Salsabilah.
Tampak Kakak Rana-chan yang laki-laki kelas 5 SD bolak balik ke ruangan sholat perempuan mengantarkan makanan.
Menu kali ini: Nasi, semacam kare isi kacang polong dan kentang, salad, lalu ayam goreng dan semacam rendang daging kambing. Ada yang bilang sih mirip menu gule ^o^ Ternyata tidak dibungkus bento sebagaimana yang aku bayangkan sebelumnya, melainkan diwadahi satu demi satu ke piring. Setiap orang dengan sabar menunggu mendapat jatah bagiannya.

"Yu Teh nyobain masakannya Mamahnya Rana chan!" 
Alhamdulillah Zahra suka, walaupun sedikit pedas. Makan daging kambing sembari minum calpis ^^. juga makan ayam.
Sedangkan Akira lebih banyak makan kentang dan kacang polong, serta wortel, sambil sesekali suapan kecil daging/ayam.

Tantangan kuliner manca negara adalah di kecocokan di lidah, yang ngga bisa dipaksakan  dan alhamdulillah, masakan hari ini cocok di lidah kami ^^.

Menjelang jam 8, semua turut beberes makanan, melipat tikar, dan mencuci piring (sementara aku masih mojok makan, lebih nikmat makan setelah anak-anak selesai makan soalnya hehe)
Selesai makan, beberapa orang pulang, dan juga beberapa orang datang, termasuk Nisa-chan, yang ditunggu-tunggu Zahra  Berpapasan mata dengan Nisa, Nisa melambai padaku, dan aku menghampirinya. Lebih tepatnya, menghampiri lingkaran anak-anak (sembari membawa iqro)
Nisa bersemangat sekali cerita kalau Nisa baru saja selesai Iqro 4, dan sekarang sudah masuk Iqro 5. Zahra juga bercerita kalau baru selesai Iqro 4 dan sekarang masuk Iqro 5.
Komentar Nisa: "Nisa makenai!" he he.. (Nisa ngga mau kalah!)
Mau ngajak Zahra baca iqro, Akira ingin baca duluan, sambil banyak gaya :p dan akhirnya jadinya tebak2 maan huruf HA, dan mana huruf JA ^o^

Lalu Yumna-chan (3th) maju, ingin baca Iqro.
Aku menunjuk satu demi satu huruf Iqro; A BA TA TSA JA HA KHO DA DZA RO... "ngga tau" saat aku tunjuk ZA. "Yu kalau gitu kita baca halaman ini lagi ya, nanti huruf ZA belajar sama Mamah ya".
1 Halaman dibaca dengan lancar dan semangat oleh Yumna-chan, hebat!!

Setelah Yumna selesai baca, lalu Zahra baca Iqro 4, halaman 1 lagi, huruf tanwin.
Nisa mengikuti juga di sampingnya.
Selesai Zahra baca 1 halaman, Nisa bercerita dengan semangat mengenai Iqro 4, dan bagian mana yang paling sulit bagi dia: Qalqalah! Lalu Nisa menunjuk halaman yang baru selesai dia baca: halaman 7!
Wah cepet banget!
"Un! Nangka, sekarang jadi suka baca iqro! Tadinya ngga terlalu suka. Bacanya habis saur, trus habis buka. Jadi sehari 2 atau 3 kali" ujar Nisa (bahasa dimodif, aslinya pake bahasa jepang ^^)
Hebaaatttttt--!! Tetep semangat yaa Nisa chan!! dengan speed ini bisa masuk hingga iqro 6 bulan Ramadan ini kana... 

Inginnya baca Iqro sama Nisa, tapi Azan isya sudah berkumandang, dan dimulailah persiapan sholat. Anak-anak pada wudlu dan yang perempuan mengenakan mukena, kecuali yang sudah berkerudung ^^. Zahra dan Nisa berjajar di shaf depan sebelah kiri, dengan Akira yang ikut nyempil. Salsabilah dan Izzah di shaf kedua kiri, sampingnya ibundanya.
Khansa-chan -yang ditunggu-tunggu sejak siang- datang bersama Ibunya tepat menjelang takbir.
Selesai sholat isya, anak-anak langsung bermain  sholat tarawih tampaknya masih menjadi tantangan ^^. Hanya 2 rakaat saja, dan witir 1 rakaat terakhir yang diikuti Zahra ^o^
Lebihnya, main dengan anteng, ngambil alas nulis, kertas dan pinsil, menggambar dan bikin origami. Rana-chan dan beberapa anak negara lain pun turut menggambar.

Demikianlah, cerita ke mesjid hari ini. Pasca Taraweh dan beberes, narsis dulu ^^. (Kedua foto, courtesy Mba Via)



Jumat, 05 Agustus 2011

Catatan H5

Hari kelima ini, bertepatan dengan adanya undangan pertemuan dari Federasi Perempuang di Nagoya, berkenaan dengan pengadaan lomba pidata bahasa jepang ke-14. Aku datang bersama Zahra dan Renny, dan bertemu 2 kawan Indonesia lainnya. Hadirin lainnya selain dari Jepang, ada dari China, Korea serta Taiwan.

Meja dan kursi ditata persegi panjang, sehingga kita bisa saling bertatapan antar hadirin.
Seperti yang bisa diduga, aneka cemilan sudah tersedia di piring-piring kecil seputar meja.
Aku cukup bimbang, bagaimana bersikap hari ini, haruskah aku menolak, atau aku terima saja dulu. Dari 3 muslimah yang hadir, hanya aku yang berpuasa hari itu, karena 2 lagi sedang berhalangan. Sehingga keputusan benar-benar harus dari diri sendiri. Aku pertama kali bertemu semua orang disini, dan tidak ingin menyinggung, maupun mencolok.

Tampak ada sebuah kotak yang diedarkan, rupanya ada pembagian puding-puding cantik. Kita harus berhati-hati memilih karena beberapa mengandung jelatin, yang salah satu bahan pembuatnya ada dari babi, Alhamdulillah ada juga beberapa yang tidak mengandung jelatin.
Saat kotak itu tiba depanku, aku memilihkan 1 untuk Zahra, lalu aku berikan ke samping. orang jepang disamping mengatakan padaku untuk juga turut mengambil. Akhirnya saat itu aku memutuskan untuk turut mengambil juga.

Lalu masing-masing peserta dibagikan Teh. Seperti yang juga aku duga, ada acara campaign membuka meeting itu. Aku juga tetap ikut, sembari hanya memegang gelas ^^. 

Zahra yang sebetulnya lagi mau puasa, senyam senyum nanya "Mamahh.. boleh??" korting khusus untuk Zahra hari ini.

Alhamdulillah sepanjang meeting itu semua berlangsung baik. Isi gelasku habsi sama Zahra, yang tampaknya kehausan ^^. Setengah jam menjelang selesai, masuk juga ke pembicaraan Ramadan, rupanya ada yang mengetahui mengenai bulan Ramadan ^^. Jadi jelas kenapa pudingku masih utuh, dan lalu dipersilakan untuk dibawa pulang ^^.


Catatan H4: Menjaga kesehatan anak saat berpuasa

Kemarin membaca artikel dari tim PPA Fahima, dan hari ke-4 ini mengalami masalah jam tidur pada Zahra 

Pasca sukses saur, puasa hingga tengah hari, lalu puasa lagi hingga magrib, turut buka hingga tawareh di mesjid, esok harinya Zahra baru bisa dibangunkan jam 10!! (itu pun dibangunkan) Jam 3 sempet bangun, tapi nangisss. Oh-oh!! memang jam tidur anak ini harus sangat berhati-hati dan haru diakalin ya, tapi gimana ngakalinnya ya????

Akhirnya kami memikirkan untuk lebih fokus mengajarkan dulu puasanya, tanpa terlalu mengganggu waktu tidurnya. 
Rumusnya: Kurang tidur = rewel  --> yang uring2an bisa bukan cuman anaknya, tapi ibunya juga he he...
Kalau nanti sudah bisa puasa dari bangun tidur normal hingga magrib, baru akan dimajukan sedikit sedikit jam tidurnya.
Pasalnya, Zahra termasuk yang sudah tidur siang! selain itu juga ibu bapaknya ngampus siang hari.. jadi kuncinya saat ini di tidur malamnya...
Sepertinya,, beginilah akan kami jalani sementara ini....


Menjaga Kesehatan Anak Saat Berpuasa
tim artikel PPA-Fahima

Orangtua mana yang tidak bahagia melihat putra-putrinya sudah mau dan bisa berpuasa. Namun terkadang juga ada kekhawatiran apakah puasa bisa mengganggu kesehatan anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Apalagi jika anak sulit makan sahur. Bagaimana dengan asupan gizinya?
Bila ditinjau dalam bidang kesehatan tampaknya puasa juga bisa dilakukan oleh anak usia pra akil balig tetapi harus dipertimbangkan secara cermat kondisi dan keterbatasan kemampuan anak.

Ada beberapa hal yang harus diwaspadai dalam melatih anak berpuasa agar puasanya bisa berjalan lancar, yaitu:
1. Jam Tidur anak
    Saat bulan ramadhan jadwal aktifitas anak berbeda dengan sebelumnya. Dalam bulan tersebut aktifitas anak bertambah dengan kegiatan sholat tarawih, makan sahur atau  pesantren kilat. Bila jam tidur ini berkurang atau berbeda dengan sebelumnya akan mempengaruhi keseimbangan fisiologis tubuh yang sebelumnya sudah terbentuk.
    Gangguan keseimbangan fisiologis tubuh ini dapat berakibat menurunkan fungsi kekebalan tubuh yang berakibat anak mudah sakit. Sebaiknya orang tua harus ikut     merencanakan dan memantau jadwal aktifitas anak termasuk jam tidur anak dengan cermat.
    Pada usia pra balig kebutuhan tidur anak secara normal berkisar antara 10-12 jam per hari, dengan rincian malam hari 10 jam dan siang hari 1-2 jam. Pada bulan ramadhan orangtua hendaknya dapat memodifikasi jadwal tidur ini dengan baik. 
    
2. Asupan Gizi 
    Hal lain yang harus diamati adalah mengenai asupan gizi pada anak.Anak harus mendapatkan makanan beragam dan mengandung lima unsur gizi lengkap seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.  Dalam hal ini sahur memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan kalori anak. Seringkali waktu sahur, anak susah dibangunkan dengan alasan masih mengantuk. Meski begitu, jangan sampai anak melewatkan waktu sahur.
    Kurma dan pisang baik untuk sahur dan buka karena banyak mengandung mineral dan vitamin. Perbanyak konsumsi makanan kaya serat dan protein saat sahur, sehingga pengosongan lambung berjalan lebih lambat. Jangan langsung tidur setelah sahur untuk menghindari mual. Orangtua perlu menyiapkan menu-menu kegemaran anak saat sahur dan berbuka untuk memompa semangat anak dalam berpuasa. 

3. Kestabilan Emosi
    Ibadah puasa mempunyai pengaruh positif terhadap pendidikan perkembangan anak. Tetapi harus diwaspadai bahwa aktifitas puasa juga dapat berpengaruh negatif bila tidak mempertimbangkan kondisi taraf perkembangan anak. Hal ini terjadi bila ibadah ini dilakukan dengan paksaan dan ancaman. Kondisi lapar dan haus saat berpuasa bisa mempengaruhi kestabilan emosi dan perilaku anak. Oleh karena itu orangtua harus bisa menciptakan suasana yang menyenangkan buat anak dalam menjalani ibadah puasanya.

4. Kondisi yang harus diperhatikan 
Kondisi umum yang harus diwaspadai dalam melakukan puasa pada anak adalah anak yang mudah sakit (mengalami infeksi berulang), gangguan pertumbuhan, penyakit alergi atau asma serta gangguan perilaku (Autis, Attention Deficit Hiperactivity Disorder-ADHD, dll). 
Keadaan yang harus dihindari berpuasa pada anak pra akil balig adalah penyakit infeksi akut (batuk, pilek, panas), infeksi kronis (tuberkulosis, dll), penyakit bawaan gangguan metabolisme, jantung, ginjal, kelainan darah dan keganasan. Meskipun infeksi akut virus seperti batuk, pilek atau panas yang dialami ringan, bila kondisi tubuh turun seperti saat berpuasa akan menimbulkan resiko komplikasi yang berat.

Selamat Berpuasa, Anakku


referensi: www.suara-islam.com
              www.indonesiaindonesia.com

Catatan H3: Milad ke-8

Alhamdulillah, untuk pertama kalinya milad tanggal dimulainya bahtera rumah tangga ini jatuh pada bulan Ramadhan  walaupun ngga ada yang special juga, selain memanjatkan doa berharap keberkahan yang berlipat ganda, amiiinn..

Jadinya catatan ini untuk mengenang 8 ramadhan bersama Mas Endra..

Ramadhan pertama, tahun 2003.. hanya sedikit dilalui bersama, karena Mas Endra banyak kebagian tugas offshore,, dan dari hari yang sedikit ini alhamdulillah untuk pertama kali nya bisa mencoba ramadan bersama mertua! dan bisa menghafal surat bersama!  
Lebaran pertama pun ngga bareng, karena mas endra pas tugas kerja.. hehe walaupun melalui ramadan dan lebaran sebagaimana biasanya seperti tahun-tahun sebelumnya, tapi untuk pertama kali nya ada rasa kesepian juga ^o^

Ramadhan kedua, tahun 2004, aku lalui bersama zahra di perut!! ^o^ bonus didampingi mas endra, karena kehamilan yang bermasalah sejak 7 bulan,, plus bonus kelahiran Zahra tanggal 17 Ramadhan yang bisa dilalui bersama mas endra, mamah dan adik2.. bonus melaksanakan akekah, dan bonus lebaran pertama bersama mas endra  
sayangnya ramadan kali ini ngga puasa, karena kondisi kesehatan, kemudian karena nifas. untuk pertama kali membayar fidyah,, berupa sembako saat itu.. Alhamdulillah selama hamil bisa menamatkan quran, dan menamatkan quran saat ramadhan. itu terakhir kali nya aku membaca Al Quran dengan sangat konsisten dan akhirnya bisa baca sehari 1 juz sendiri. (sebelumnya baca 1 juz di bulan ramadhan ngikut bacaan papah ^^.) pasca tragedi lembaran quran terobek oleh zahra bayi, aku menghindari baca quran sambil gendong, yang ternyata menyusutkan bacaan >< apalagi sesudah bayi tambah besar itu tambah banyak pula kesibukan kita, dan harus selalu aware mengawasi!
Kenangan lucunya, tahun ini kami mulai mengontrak rumah,, dann aku mulai belajar "masak". tapi masakannya masih masak2an semua he he.. belum bisa berviariasi selain sop, tumis super gampang, dan goreng2an: tahu, tempe, dan ayam goreng (yang ayamnya udah diungkebin sama mamah hehe).. Kalau saur mesti masak sendiri, ya ga jauh dari itu,, kalau buka, bisa buka di luar ^^.

Ramadhan ketiga, tahun 2005, dilalui bersama zahra mungil! taun ini pun ngga banyak bersama mas endra, karena tugas offshore nya, namun alhamdulilahh bisa untuk pertama kali nya lebaran di magelang bersama mertua! bisa merasakan perbedaan budaya, yang ternyata lebih heboh di magelang ^^. Hari lebaran banyak anak2 kampung ngetuk dari rumah ke rumah, lucu banget, makan kue lebaran dari rumah ke rumah, sambil juga dikasih receh-receh yang mengukir senyum lebar :) banyak hiasan di sepanjang jalan juga! Dari magelang, baru menuju kuningan.. pertama kali merasakan lebaran seperti tante2ku, yang keluarganya lintas kota ^^.

Ramadhan keempat, tahun 2006, adalah ramadhan yang paling menguras air mata ^^. Di pertengahan ramadhan, aku berangkat ke Jepang untuk mengikuti program exchange student di Nagoya, untuk pertama kali nya berpisah jauhh dengan zahra-ku! *kl long distance sama mas endra sih udah biasa! hehe* pertama kalinya "sendiri" menjalani ramadhan, tapi pertama kali nya juga merasakan indahnya silaturahmi dari kawan-kawan indonesia di Nagoya, yang semuanya dalam rasa jauh dari sanak saudaranya, saling memberikan kehangatan untuk "saudara-saudara"nya disini.

Ramadhan kelima, tahun 2007, adalah bulan special, karena saat itu kami mendapat rejeki berangkat bersama ke jepang untuk menuntut ilmu. Saat itu kami tinggal di asrama kampus di kawasan Sakurayama, dan bisa banyak melewati hari-hari ramadhan bertiga, plus akira kecil di perut. walaupun, masaknya bikin bingung banget!! Kali ini juga taraweh hampir sepenuhnya berjamaah sama mas endra, rasanya ngga ke mesjid saat itu. Pasca sholat idul fitri yang jatuh hari sabtu saat itu, ada jamuan idul fitri di rumah Pa Irwan, yang benar-benar rame sekali!! bisa tetap menikmati lontong dan opor, rasanya luar biasa, secara berada di negeri orang ^o^

Ramadhan keenam, tahun 2008, pertama kali nya dilalui ber-4, bersama Akira-kun! dan masih dilalui di Nagoya, di apato super mungil kami di kawasan Kawana ^^ untuk pertama kalinya 1 bulan penuh dilalui bersama mas endra. Masak sedikit improve, walau variasi masih sangat sangat sedikit. dan untuk pertama kali "berani" mengundang teman untuk buka bersama di rumah. Dan juga beberapa turut berbuka puasa bersama di rumah teman maupun kegiatan KMI. 
Bulan ramadhan itu membawa kami sama2 kangen sekali dengan keluarga di bandung, magelang dan kuningan! dari 12 bulan, mungkin di bulan ramadhan lah kerinduan akan tanah air memuncak.

Ramadhan ketujuh, tahun 2009. Alhamdulillah! kami ada rejeki untuk pulang! 3 minggu terasa kilat sekali!! apalagi kalau pas ramadhan! Ramadhan ini, ponakanku damar dari adiknya mas endra lahir, tepat di hari kami landing di yogyakarta. Hari-hari pertama di magelang diisi dengan berkunjung ke RS tempat Damar berada, dan juga membantu Ibu menyiapkan makanan syukuran, yang ternyata dilakukan 2 kali: hari sesudah bayi lahir, dan saat akekahan. taraweh hampir setiap hari di mesjid dekat rumah, yag merupakan pengalaman unik bagi zahra. Lebaran ini adalah lebaran ke-2 dan terakhir dimana aku bisa silaturahmi dengan neneknya Mas Endra, yang hampir berusia 100 tahun.
Untuk pertama kalinya juga, bisa pasca lebaran dengan kedua orang tua di magelang!

Alhamdulillah dalam waktu singkat, kami bisa silaturahmi dengan keluarga besar utama, yang cukup besar jumlahnya. Masih bisa ketemu Aki Haji juga, ayahnya Mamah. 
Dan bisa ketemu beberapa sahabat ^^.

Ramadhan ketujuh, tahun 2010, masih di Nagoya, di apato Ken-jutaku kawasan Umemorizaka permai indah ^^. Lebih banyak buka bersama yang kami lalui, masak untuk mengenal sereh, daun salam, daun jeruk, dan kawan-kawannya, dan untuk pertama kalinya turut nyumbang masakan di acara buka bersama KMI dann saat lebaran!! Kenangan banget bikin opor bumbu sendiri untuk pertama kalinya!! Untuk pertama kalinya juga kami mencoba buka hingga tarwaeh di mesjid di hari biasa, yang ternyata bikin ketagihan! sayangnya ngga bisa setiap hari karena jarak tempuh 1 jam perjalanan dengan 2 krucil, cukup membuat lelah untuk keesokan harinya. Ramadhan 2010 ini walaupun tidak setiap hari, tapi aku bisa membuat sedikit catatan ^^, ada disini, dicatat dalam 5 tulisan.

Ramadhan kedelapan, tahun 2011, masih di Nagoya, masih di apato Ken-jutaka Umemorizaka indah permai, dan ternyata merupakan ramadhan ke-6 ku disini!! 
Ini resolusi sederhana kami:
- secara konsisten setiap hari mengajarkan puasa pada zahra, sedikit demi sedikit
- secara konsisten setiap hari mengaji, termasuk Zahra dan Akira juga, Zahra alhamdulillah hari kamis tgl 4 agustus tamat iqro 3, dan sekarang mulai masuk iqro 4, bismillah.. Akira di Iqro 1 huruf JA, mengulang-mengulang sampe lancar :)
- secara konsisten setiap hari sholat tarawih
- menghafal surat baru, dan juga untuk Zahra, setidaknya 1 surat.
- sesekali buka dan tarawih di mesjid.
- menanam bibit ^^.

Flash back Ramadhan ternyata jadi kentara apa yang berubah setiap tahunnya. Banyak yang bilang, kita belum tentu bisa silaturahmi dengan orang yang sama di ramadhan berikutnya, dan itu benar sekali.. 

Ya Allah, basahi lidah kami dengan mengingatMu selalu. Cerdaskan kami dalam mengajukan doa-doa kepada Engkau sesuai situasi dan kondisi kami masing-masing mengikuti teladan NabiMu Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Ya Allah, berkahilah kami di bulan Ramadhan. Amin ya rabb...