
daaann seperti yang dikeukeuhkannya sejak bulan lalu, nelp rahma nya pas abis selse sidang, nraktir makan siang, heuheu dasar ya. emang ternyata ada tipe yang ngga suka dihadiri presentasinya oleh orang2 dekatnya, daaannn bisa bertahan ngga kecepelosan ngasih jadwal sidang terbukanya 

"Kalau ke Mba Soes dan Ndari ngasih tau soal tau mereka ngga akan dateng, kalau Rahma sih pasti dateng" hihi dasar ya Tetehhhhh------!!!!
Teteh ku yang ini...
Kenal sebagai Bu Shanti, back in early 2000s, saat aku terlibat kepanitiaan salah satu kegiatan di Fakultas bersama Pa Ketut, dosen pembimbing TA-ku. "Itu namanya Bu Shanti, dosen kelautan"
Kesan pertama: cantik (and still til today, cantiiikkk cocok dengan panggilannya "Ntik" ^^ cantik and fashionable ^^
Kesan pertama: cantik (and still til today, cantiiikkk cocok dengan panggilannya "Ntik" ^^ cantik and fashionable ^^
Raut muka nya tegas, bicaranya pun tegas, saat itu, and still, saat berbicara hal-hal berbau akademis ^^
Tahun 2006, aku mendapat kesempatan pertukaran pelajar ke Nagoya. Pak Ketut langsung membawaku mengenal Bu Shanti lebih dekat. "Bu Shanti juga mau berangkat S3 ke Nagoya bulan Oktober".
Saat itu, sedang hamil anak ke-dua. Anaknya yang pertama berusia 4 tahun, namanya Zahra juga, panggilannya Aya.
Kesan saat itu: super ramah dan terbuka. Untuk seorang dosen, baik banget deh pokoknya!
aku berkesempatan beberapa kali bertemu, dan beliau juga memberikan YM nya, sehingga kami bisa sering chat. Anak, menjadi tali keras penyambung kami, yang menembus kekakuan mahasiswa-dosen.. Hati yang sama-sama menangis harus meninggalkan buah hati tercinta.
Kami berangkat selang 1 minggu. aku berangkat 26 September, Bu Shanti tanggal 5 Oktober. Aku tinggal di Ohmeikan, asrama yang lazim bagi siswa Nupace, Bu Shanti tinggal di IR. Hari beliau dateng, hujan gerimis.. sore hari di hari kedatangannya, aku bersama Pa Irwan datang mengunjunginya.
"Rahma nginep sini aja yu"
Malam itu juga, pasca Pa Irwan, pulang, kami belanja ke Jusco, kebutuhan keseharian, bahan masakan ala kadar, dan.. beras. Seperti yang sedikit, nyatanya 2 kantong besar harus kami bawa pulang, dann.. berat. kami yang sama-sama terbiasa membawa mobil di Bandung, malam itu overestimate belanjaan
sudah dengan kantong double, dibawa bersama... di tengah jalan antara eki dan IR yang menanjak dan ditengah gerimis hujan... jebol!!! hahahhaha... akhirnya berhasil juga mencapai kamar Bu Shanti. Hari itu, pertama kalinya mencoba masakannya Bu Shanti: enak! dan pedas
still, sampe skr, masakannya enak, yet asin dan pedas, untuk lidahku ^^


Kami membangun kehidupan awal di Nagoya bersama, bergaul dengan kawan-kawan PPI dan KMI disini, menjadi canggung dengan panggilan "Ibu".. dan berubahlah menjadi "Teteh" .. and I feel, till now, as my sister here.
4 sekawan saat itu, bersama Teh Weti dan Pa Uttank.. membujang di negeri orang. Sekelas di kelas bahasa Jepang di ECIS, hingga kesibukan di Teh Shanti membuatnya tenggelam dalam kehidupan kuliahnya. Sesekali aku mampir, pernah juga ikut menginap di labnya. Kesibukan masing-masing membuat kami dekat dan tarik ulur.
Bulan Desember Teh Shanti pindah ke apato di dekat kampus.. apato dimana aku menghabiskan 2 minggu terakhirku di bulan Maret, sebelum pulang. Masa-masa Teh Shanti jarang pulang. Aku pulang tanpa sempat berpamitan saat itu.. hanya bisa berdoa "Teteh, jaga kesehatan"
Teh Shanti, yang super ganbateiru, super berjuang, selalu.
Otaknya memang jauh di atas rata2 

Bulan Mei, Teh Shanti sempat pulang ke Bandung, kami bertemu, dan nge-baso bareng di tempat favoritnya Teh Shanti, di daerha Asia Afrika.
Feeling beliau jalan, akan sesuatu yang mencemaskanku. "ngga apa-apa, di cek saja dulu, insyaAllah akan baik-baik saja"
Beliau memberikan kekuatan terbesar di saat kebimbangan terbesar melandaku, saat aku sedang dalam proses aplikasi beasiswa Monbusho, dan kehamilan. Beliau mengenalkanku pada Teh Yessi, alumni kelautan yang sedang S3 di Tohoku Univ, yang melahirkan di Jepang sini, dan bisa tetap kuliah.
Keluarganya akhirnya menyusul di tahun tersebut. Mas Otto, juga turut kuliah.
Style Teh Shanti,, selalu tertawa,, sambil pikiran melayang ke kerjaan kampusnya.
Ada masa-masa kegemasannya tertuang di hari-hari kami makan siang di kampus.
Prioritasnya jelas: studi.
Juga selalu ramah dengan semua orang, dan selalu bersedia membantu.
Masih sempat-sempat ngeluangin 1 hari kerja untuk bantu Rahma packing, back in end of 2009, plus a full day bantu pindahan, plus masakin pula. Selalu hadir di masa kritisku...
Well,, shortly..
Finally, she graduated
with 4 journal
still, outstanding for me.


Mengikuti fase demi fase, kecuali tanggal sidangnya! dasar eta keukeuh.
Tetehhhh---- hontouni, terharu sama perjuangannya!!
Selamat yaaaa-----!!!!
*time out untuk nulisnya* must back to work...