Rabu, 25 Februari 2009

Kunjungan ke Disaster Prevention Center bersama SD-Bhinneka

Hari Sabtu, 21 Februari 2009, SD-Bhinneka melakukan studi tour ke Disaster Prevention Center di Minato Kuyakusho. Saya ikut bersama anak-anak, menyusul di station Yagoto. Ibu Kepala Sekolah, Mba Soes, Pa Roni, Fira, Rila, Rizky, Jun, dan Kannes chan berangkat dari kampus menggunakan Meijo Line. Judulnya sih mewakili guru kelas Flores, tapi jadinya ngurus 2 malaikta kecilku heheh,, dan anak-anak sih udah pada ngacir sendiri, yang perempuan asik ngobrol, yang laki-laki asik main game. Ganti kereta di Kanayama, jurusan Nagoya-Ko, dan turun di Station Minato Kuyakusho, langsung disambut koen besar nan menyenangkan! Kontan anak-anak langsung pada asik bermain. Sedangkan Akira kecilku yang sudah lapar makan duluan di koen, hehe.. sehabis makan, gabung bermain.

Menjelang jam 11, kami beranjak dari koen menuju Gedung Disaster Prevention Center, sekitar 5-10 menit jalan kaki. Tempat ini bener-bener menarik untuk belajar bencana. Selain ada pengarahan, ada foto-foto, juga ada simulasi gempa, film 3D typhoon serta simulasi kebakaran. Atraksi menarik lainnya -terutama untuk anak-anak- ada mobil pemadam kebakaran mini lengkap dengan baju peraga untuk foto, serta ada helikopter.

Acara pertama, kami mengikuti simulasi gempa. Di sebuah ruangan kirkira 2.5x3 meter (?sok tau) yang didesain seperti dapur, ada meja, rak, tempat cuci piring, gas, kompor dan listrik. Kekuatan gempa disimulasikan seukuran gempa Tokai, yang diperkirakan dapat melanda wilayah Nagoya dalam rentang 30 tahun ini. Cukup menegangkan goncangannya, untungnya, meja-nya di-fix ke lantai, juga barang-barang lainnya, Yang  langsung terpikir oleh saya, `wah, barang-barang di rumah kalo gempa kaya gini akan langsung berjatuhan dan menimpa anak-anak` ya memang korban dari gempa kebanyakan dan barang-barang yang berjatuhan, kemudian bisa disusul dengan gas bocor atau kebakaran.

Maka dari itu, sehabis goncangan gempa, katanya yang harus segera dilakukan adalah:
1. Menutup saluran gas (ke kompor, dan lainnya jika ada)
2. Mematikan listrik
3. Membuka pintu
(kayanya ada yang kurang, apa ya)

Setelah simulasi gempa, kami menuju lantai 2, diberikan pengarahan mengenai gempa, typhoon dan lain2. nah, karena dalam bahasa jepang, jadi ngga terlalu ngerti heheh,,
Setelah pengarahan ini, kami menonton film 3D simulasi typhoon, menggunakan kacamata hitam khusus 3D. Ceritanya kami di rumah, lengkap desain ruangan ala jepang, beralaskan tatami, kemudian kami menghadap jendela besar, ala jepang (kl suka nonton doraemon, seperti ruang keluarga di rumahnya Nobita). Dan jendela itu kretek-kretek terkena angin, semakin lama anginnya semakin kencang, menerbangkan pintu jendela, lalu jendela pecah, dan pecahannya berasa terbang ke arah kami! dan benda-benda pun beterbangan, dan air mulai datang,, dan banjirrrrr!!! (setting lokasi dekat pesisir) wahhh ngeri deh, *tapi yang terlintas saat air datang itu, event tsunami di Aceh... merinding deh

Jadi bermimpi, di Indonesia sudah ada belum ya pengenalan bencana seperti ini,,, Kl belum ada, pengen bikin dehhh,, ayo  ayoo,, siapa yang mau ikutan bikin dan bantu dana, hehe...

Ruangan berikutnya, adalah simulasi jika terjadi kebakaran. Tapi ngga berasa kebakaran. Intinya, ruangan jadi gelappppp super gelap, mungkin karena listrik jadi mati, dan kita harus mencari jalan keluar tanpa panik. Untung rombongan ber-5, jadi ngga terlalu takut hehe..

Begitu deh ceritanya.

Foto-foto sementara dari album Pa Roni dulu ya, hehe
http://roniwaejp.multiply.com/photos/album/16/16#

3 komentar:

  1. asik juga ya mba rahma...pengen juga deh ke sana, orang dewasa boleh gak?

    BalasHapus
  2. Boleh banget Mba, terbuka untuk umum kok. Kalo dikitan sih bisa anytime, kl group, sebaiknya bikin janji dulu.

    BalasHapus
  3. coba baca2 berita ttg Aceh, Jogja, dan daerah2 lain yg pernah terkena gempa di Indonesia, Mbak Rahma. kalo simulasi gempa-tsunami kayaknya udah beberapa kali diadakan. kalo pengenalan kepada anak2 kurang tau, sih, apalagi museum atau pusat bencana. yg jelas di Indonesia Jogja disebut2 sebagai daerah yg pemulihan pascabencananya paling berhasil.

    BalasHapus