My Multicultural Journey: Pameran gambar anak-anak sekolah @Nagoya

"Mamah, ini ada surat dari sensei!" ujar Zahra sepulang sekolah, Senin 16 Januari 2012.

Aku membaca perlahan surat berhuruf hiragana dari guru sekolah Zahra, beserta selembar kertas pemberitahuan.

"Wah! Ini bu guru minta izin gambar Teteh mau dipamerin di Meito Kuyakusho ya??" tanyaku

"Un!" ujarnya dengan senyum mengembang.

"Wahh-- ureshiii.. Teteh gambar apa??"

Dari pengalaman rekan-rekan Indonesia disini, aku tau kalau karya gambar anak-anak di sekolah seringkali dipamerkan di Museum kota Nagoya, mungkin 1 tahun 1 atau 2 kali. Gambar terpilih di kelas akan dikirimkan untuk turut dipamerkan bersama gambar anak-anak lain di sekolah lainnya.

Rupanya di tingkat kecamatan (KU, 区）juga ada pameran serupa. Gambar dari sekolah yang terletak di kecamatan ini dikumpulkan dan dipamerkan bersama. Aku pernah datang ke pamerana salah satu anak Indonesia di Nagoya, dan bener-bener ngga bisa membayangkan gambar Zahra suatu hari pun dapat berjejer dipamerkan bersama gambar-gambar anak-anak lainnya dari sekolah lain. Jadinya aku bertanya-tanya sekali bagaimana gambar Zahra.

Sabtu, 21 Januari, kami sekeluarga berangkat ke Meito-Kuyakosho, juga janjian dengan keluarganya Yukino chan, sahabat Zahra yang gambarnya juga terpilih.

Pameran diadakan di hall lantai 2. Ada beberapa papan pameran, dan satu sisi papan memamerkan karya dari 1 sekolah, mulai dari kelas 1 hingga kelas 6 SD. masing-masing kelas menghadirkan 3 gambar. Selain SD ada juga dari SMP. Kira-kira ada belasan sekolah di pameran ini. Selain karya 2 dimensi, ada juga campuran dengan 3 dimensi.

Zahra membuat lukisan "Kujira Gumo Sayonara" yang artinya "Awan ikan paus, sayonara". Lukisannya diilhami dari salah satu cerita di buku Koguko (buku pelajara bahasa jepang di sekolah) mengenai Kujira Gumo. Ceritanya, pada suatu hari, kelas 1 SD sedang berolahraga di sekolah. pada saat itu, ada awan berbentuk ikan paus menghampiri di atas merea, dan ikutan senam! Mereka pun ingin bermain bersama Awan ikan paus, dan loncat ke awan, bermain bersama ikan paus, sesudah bermain, mereka turun, lalu naik ke tiang-tiang mainan (saya ngga tau namanya), untuk mendadahi awan ikan pausnya.

Berbeda dengan lukisan aslinya di buku, Zahra berimaginasi bahwa ikan paus tersenyum saat bersayonara dengan anak-anak. Muka anak-anak pun dibuat menghadap ke depan. lalu ditambahkan gambar burung-burung yang sedang terbang.