Senin, 21 Februari 2011

Lucky Imo

Kuayunkan langkah lebar dan cepat menuju hoikuen, 15 menit terlambat jemput anak-anak.
"Okaerinasai" sambut guru yang sedang di lorong, 
Guru dapur mencengkram tanganku, pertanda ada yang mau diungkapkan
aduhhh,, jangan jangan hari ini lupa bawa ayam lagi!
Se-pekan satu atau dua kali pada saat menu ayam, aku membawa ayam olahan sendiri. Dasar suka tergesa-gesa, sering lupa. Kalau lupa, diganti ikan, masih alhamdulillah tetap dikasih protein.

"Akira Mama, kyou" kata-kata nya terhenti, tampak ragu atau menunggu reaksiku.
"haik"
"kyou alergi meeting, koremasu ka? alergi no oyatsu cooking shimasu"
ujarnya sambil menunjuk selebaran kertas di papan pengumuman.

waduh, ngga ter-cek.
Jam sudah 6.20, meeting jam 7, belum beli makan malam untuk anak-anak.
Aku mengestimasi waktu sambil melirik suami. 
"Ya udah ikut aja" ujarnya.

"Haik, koremasu, 7 ji desu ne"
"Yoroshiku onegai shimasu"

Aku buru-buru menghampiri kelas Akira, suami menjemput Zahra.
Buru-buru dengan anak-anak sama dengan buang energi, gimana pun mereka memerlukan ruang gerak, dadahan sama teman-temannya, memakai sepatu, komentar ini itu.. tiba di mobil sudah setengah 7 lewat.

"Mau beli makan dimana?"
"Di Valor aja yang deket"
Sambil pikiran melayang ke seorang sahabat, aku janjian dengannya mau memberikan buku. sudah tertunda dari jam 6, karena salah membelokkan mobil, yang tadinya mau ke rumahnya dulu, akhirnya jemput anak-anak dulu.

"Akira, Teteh tunggu di mobil aja ya"
"Akira mau ikutt--" sudah kuduga, Akira paling ngga mau ditinggal di mobil.
Berdua, kami turun menuju Valor, satu demi satu anak tangga dituruni Akira.
"Mamah! Ini" ujarnya menunjuk keranjang belanjaan. 
"Arigatou"
"Mamah ini juga!" ujarnya sambil menunjuk kereta dorong
"Ngga usah, kita cepet aja" 
"Mau ini---!"
Wah kalau debat sama Akira pasti makan waktu panjang lagi, 
"ii yo"
Berputarlah kami mengambil susu, beli roti dan onigiri.
"Akira mau ambil sendiri!" yah,, memang anakku sudah apa-apa pengennya sendiri, Sebenernya sangat didorong, tapi kalau dalam keadaan tergesa, pengennya langsung disambar saja deh. Sambil memikirkan yang perlu dibeli lagi, kutunggu Akira memilih sendiri yang mau dimakannya.
"Udah yu bayar"
Kami pun menuju kasir kedua, antri satu orang saja.

"Mamah-- mau pipis!"
waduuhhh gimana nih. Akira belum bisa nahan pipis, tapi mau keluar antrian nanggung, orang depan udah bayar,
"Akira sebentar ya ini udah giliran kita, tahan ya!" kasir sedang menghitung belanjaan kita
"Mamah... pipisss" ujarnya sambil kakinya mencoba menahan.
"Mamahhhh--" wahh udah ngga tahan itu Akira
"Ya udah Akira duluan ke toiletnya ya, ini udah tinggal bayar aja"
Akira pun meluncur ke toilet, yang berada di kanan kasir sekitar 5 meter.
Setelah bayar aku langsung meluncur ke Toilet, Akira sudah masuk toilet khusus untuk bayi, dengan celana sudah dibuka, dan posisi bengong
"Dechatta--" ujarnya saat melihatku
Rupanya buka celana langsung keluar pipisnya, untung ke antai, jadi tinggal lap lantai, dan celananya cukup selamat, pas ngga bawa baju ganti sore itu.

"Yu ke mobil lagi"

Jam sudah menunjukkan 6.54 di mobil
Wah, ngga keburu mau ngasih buku. Suami mengantar kembali ke hoikuen, sambil kutelpon sahabatku. Tiba di hoikuen, jam 7 tepat, anak-anak sambil pegang makanan masing-masing.

Sudah ada 3 keluarga duduk di kelas tempat meeting. Peralatan masak sudah tertata rapih di atas meja. Menyusul 3 keluarga lainnya. Setiap semester ada pertemuan alergi, dimana masing-masing sharing perkembangan anak-nya. Kami sering mendapat aneka tips di meeting ini.

Kali ini, sambil meeting diseling masak Imo cookie.
Ubi yang sudah dikukus diletakkan di wadah sejumlah anak, kemudian setiap anak menumbuk Ubi nya. Kemudian ditambahkan Sesuatu seperti tepung mochi, dan diaduk dengan tangan. Sudah teraduk, bikin bola, dan digepengkan, berbentuk cookie. 
Anak-anak senang sekali!

Anak-anak berkerumun melihat pematangan cookie, sementara orang tua dan guru sambil menunggu cookie matang, masing-masing dari kami bercerita. Akira masuk yang alergi paling ringan, "hanya" alergi telur saja, dan sekarang sudah bisa makan. Teman lainnya, ada yang alergi susu dan telur, alergi tepung, alergi ikan, dan ada juga yang alergi ayam. Benar-benar salut sama perjuangan para ibu bapak untuk kesehatan anaknya, dan salut dan terbantu sekali dengan kebijakan sekolah yang menyediakan makanan untuk yang alergi.

Imo cookie sore itu, enak sekali! rasanya seperti kue mochi, ada rasa ubi tipis. kulit luarnya sedikit asin dari shoyu. Menu baru, cerita baru.

これからもよろしく

Tidak ada komentar:

Posting Komentar