Rabu, 23 Februari 2011

Megalithic Site in Gunung Padang vs Sunda origin

Just find out about this wonderful megalithic site!
Terletak di Cianjur, situs ini dipercaya merupakan situs megalitik terbesar di Asia Tenggara, dan membuatku tergeltik ingin segera mengunjunginya! oh, andaikan ada pintu doraemon 

Yang menarik untukku adalah panjangnya sejarah Sunda, membaca bahwa situs ini diperkirakan dibuat tahun 1500~3000 SM, dan sinerginya dengan bumi dan langit, serta religi, yang menandakan kemapanan kebudayaan saat itu.

Origin kata SUNDA selalu menggelitik otakku, tapi kemampuan googling dan jangkauan perpus yang terbatas ditambah alasan priority membuat tangan dan mataku belum menemukannya. 

Sunda bagiku, identik dengan Suku Sunda, tempat dimana aku dilahirkan dan dibesarkan, *sambil ngga bisa berbahasa sunda*. Belakangan, sejak terlempar ke lembah geodynamic, demi mencari setitik ilmu, aku berusaha membaca journal demi journal mengenai tempat dimana aku dilahirkan itu. Journal-journal international ini selalu menggunakan istilah Sunda, Sunda Trench untuk Palung Jawa, Sundaland atau Sunda Block untuk lempeng yang ditumpangin Indonesia dan negara-negara sahabat di Asia tenggara. Aku sebenernya penasaran sekali kenapa menggunakan nama Sunda, untuk area yang menjangkau kawasan geografi hampir se-Asia tenggara, padahal di dalam bayanganku yang sempit itu Sunda adalah kawasan kecil, ngga nyampe sepertiganya Pulau Jawa. Di pelajaran Sejarah yang kuingat pun, lebih banyak bahasan tentang kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Kuta, yang basisnya bukan di Jawa Barat.

Hal berikutnya yang menggelitik namun agak ngga nyambung adalah Bahasa Sunda.
Well, bahasa masa kecilku adalah bahasa Indonesia dan bahasa Perancis, yang keduanya ngga ada penataan level bahasa serumit Bahasa Sunda. Walau grammar bahasa Perancis bikin pusying, ditambah ada kata maskulin dan feminin, tapi tingkatan bahasanya ngga banyak.

Aku ngga pernah PD berbahasa Sunda karena level bahasanya ini. Instead of belajar, aku hanya seneng aja ngedengerin celoteh celoteh Sunda. Saat aku berangkat ke Jepang, kuketahui bahwa bahasa Jepang pun memiliki tingkatan bahasa seperti bahasa sunda. Yang terlintas di otakku, mestinya bahasa sunda sudah ada lamaa sekali sehingga kosakatanya bisa banyak dan mapan, dengan banyak tingkatan. Salah satu sahabatku disini kini mempelajari perbandingan Bahasa Sunda dengan Bahasa Jepang, yang masih pusing dengen segala keterbatasan referensi. 

Berikutnya ada huruf Sunda, yang mirip Huruf Jawa itu, Hanacaraka. Belakangan kumenyadari mirip juga dengan huruf Thailand, Laos, Kamboja, kawan-kawan di Asia tenggara. Lagi-lagi aku ngga pernah mendalami karater tulisan yang kruwil kruwil itu. Hanya terbatas pada mengagumi seorang teman SMA yang menulis diarynya dengan huruf hanacaraka, biar isinya top secret, katanya.

Pertengahan tahun 2009, aku lagi-lagi digelitik dengan legenda ranah sunda, akibat obrolan dengan Pak Hery di LIPI. Nyi Roro Kidul. yang dipercaya dikaitkan dengan warning tsunami. tsunami di selatan Jawa ini memang sangat unik. Kalau di tempat lain di seluruh dunia biasanya ada warning gempa sebelum tsunami, Selatan Jawa kebagian lokasi unik dimana gempanya hampir ngga kerasa, lalu tiba-tiba diterjang tsunami. Kalau perioda kejadiannya 1 kali dalam seratus atau ratusan tahun, penyampaian turun temurun melalui dongeng merupakan salah satu cara yang ampuh.

berkaitan dengan bencana, rupanya lima tingkatan yang ada di Situs Megalitih Gunung Padang ini menghadap persis ke Gunung Gede, dan dipercaya dibuat begitu karena digunakan sebagai tempat menyembah gunung gede. konon gunung dalam agama purba di jawa adalah personifikasi dari pemberi dan pengambil, dia memberikan kesuburan, tapi dia juga pengambil pada saat meletus.

Well, pecahan-pecahan yang ngga jelas ini menguatkan teorinya bahwa masyarakat Sunda sebetulnya sudah ada lama sekali, dan kebudayaannya mestinya sudah tua sekali, jauh lebih tua dari para pendatang dari cina dan india.
Sayangnya hampir terancam punah  dan bahkan kehilangan identitasnya.. karena kehilangan jejak sejarahnya. 

Masyarakat Sunda, yang bagiku identik dengan keramahannya, kini tertelan dengan marak chaos di tanah ini.

Andaikan andaikan.. kita bisa lebih percaya diri, dan kembali memancarkan cahayanya...
Aku yakin, we can, coz banyaknya orang yang peduli dengan Sunda dan Bandung tercinta. Salah satu blog reference, mahagarani, bikin super kangen kampung halaman!


Bacaan:

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar